Inipenjelasan Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Al Jawabush Shohih, 6: 55-57 dinukil dari Tafsir Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Demikian beberapa penjelasan dari tafsir surat Al Fiil. Moga bermanfaat. Di bulan Ramadhan ini, Rumaysho.Com akan terus mengkaji tafsiran surat-surat lainnya di juz 30. Hanya Allah yang memberi taufik. Referensi: ridhaal, tafsir al manar muhammad rasyid ridha kitab klasik islam, religion and humanity tafsir al manar, review tafsir al manar slideshare net, tafsir al manar antara al syaikh muhammad abduh dan al, studi kitab tafsir al manar karya muhammad abduh dan, tafsir al manar awan, alkitab com your source for arabic books tafsir al manar, rs onedy25 TafsirSurat Al Fiil, Arab, Terjemah, dan Penjelasannya - Bagian 5 | Bermuslim Oleh Mohammad Rizal Posting Komentar Kembali lagi kami berbagi informasi islami yaitu sebuah tafsir dari salah satu surat dalam al Qur'an, semoga bermanfaat. Kajian Tafsir (62) TafsirSurat Al Fiil (dari kitab tafsir Jalalain dan Showi) Kemudiandalam mushaf AL Quran, surat Al Fil menempati urutan ke 105. Dan dalam pengelompokan juz Al Quran, surat Al Fiil masuk kedalam juz ke 30 atau lebih sering disebut dengan Juz Amma yang merupakan juz terakhir dalam Al Quran. Asbabun nuzul penamaan surat Al Fil sendiri diambil dari kata "al fil" yang ada pada ayat ke-1. SurahAl Fiil (Gajah) Surah ke-105. 5 ayat. Makkiyyah . ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญููŠู…ู Tafsir Surat Al Hasyr Ayat 18-24. Ayat 18-20: Mengingatkan kaum mukmin dengan hari Kiamat, dan menjelaskan perbedaan antara penghuni surga dan penghuni neraka. [105 ~ AL-FIL (GAJAH) Pendahuluan: Makkiyyah, 5 ayat ~ Dalam surat ini, Allah menceritakan kepada Rasul-Nya saw. kisah tentang pasukan bergajah yang hendak menghancurkan Bayt Allรขh, Ka'bah. Kemudian, Allah mengalihkannya kepada sebuah pelajaran yang menunjukkan betapa besar kekuasaan dan balasan Allah terhadap orang-orang yang mengotori 4 Tafsir Surat Al-Fiil Ini adalah bagian diantara nikmat-nikmat Allah yang telah Allah berikan kepada bangsa Quraisy yang mana Allah telah menyelamatkan mereka dari pasukan tentara gajah yang berambisi untuk menghancurkan Ka'bah serta menghapuskan pengaruh dan bekas diatas bumi. kemudian Allah menghina pasukan gajah itu, membinasakan mereka, menggagalkan usaha mereka, serta menguburkan ambisi M4lI. Para ulama sepakat bahwasanya Surat Al-Fiil adalah surat Makiyyah yang diturunkan kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam sebelum berhijrah ke kota Madinah. Surah Al-Fiil menceritakan tentang kisah yang sangat masyhur yaitu kisah Abrahah bersama tentara gajahnya datang ke Makkah ingin menghancurkan Kaโ€™bah. Al-Hafizh Ibnu Katsir di dalam tafsirnya untuk surat Al-Fiil menceritakan tentang kisah bagaimana Allah menghancurkan tentara bergajah tersebut. Berikut ini adalah kisah pasukan gajah yang dipaparkan secara ringkas, padat dan berisi. Telah disebutkan sebelumnya dalam kisah Ashhabul Ukhduud bahwa Dzu Nuwas, Raja Himyar terakhir adalah seorang musyrik. Orang inilah yang membunuh sekitar dua puluh ribu Ashhabul Ukhduud yang beragama Nasrani. Tidak ada seorangpun yang lolos dari mereka yang dibakar selain Daus Dzu Tsaโ€™laban. Ia meminta bantuan kepada kaisar raja syam yang beragama Nasrani. Maka raja Syam ini menulis surat yang ditujukan kepada an-Najasyi, raja Habasyah. Isinya agar raja Najasyi membantu Daus karena posisi An-Najasyi -di Habasyah- lebih dekat ke Yaman dari pada kaisar yang ada di Syam. An-Najasyi pun mengutus dua orang panglimanya, yaitu Aryath dan Abrahah bin ash-Shabbah Abi Yaksum berserta tentara besar jumlahnya. Pasukan besar ini masuk ke Yaman, dan berhasil menguasai seluruh wilayah Yaman. Mereka berhasil merampas kerajaan dari Himyar, dan Dzu Nuwas sendiri mati tenggelam di laut. Maka orang-orang Habasyah menguasai kerajaan Yaman seutuhnya, dibawah perintah dua pamglima tersebut, yaitu Aryath dan Abrahah. Kemudian mereka berdua berselisih paham dalam pemerintahannya. Keduanya bertengkar dan bersiap-siap untuk berperang. Maka salah satu diantara mereka berdua berkata, โ€œkita tidak perlu melibatkan dua pasukan dalam peperangan, cukup kita berdua sajalah yang berduel satu lawan satu. Siapa yang menang diantara kita, maka dialah yang memerintah kerajaan iniโ€ Usulan ini disetujui oleh lawannya, maka keduanya berduel satu lawan satu. Aryath menyerang Abrahah. Dia menebaskan pedangnya, hingga memotong hidung Abrahah, merobek mulutnya dan mengoyak wajahnya. Kemudian datanglah Ataudah, seorang pengawal setia Abrahah, dia menyerang Aryath hingga berhasil membunuhnya. Dan Abrahah pulang dalam keadaan terluka, kemudian lukanya diobati hingga sembuh dan dia pun akhirnya menjadi satu-satunya pemegang kekuasaan kendali tentara Habasyah di Yaman. Kemudian an-Najasyi mengirim surat kepada Abrahah, dia menyalahkan Abrahah atas tindakan yang telah ia lakukan, bahkan ia berjanji dan bersumpah akan menginjak-injak menyerang negerinya dan mencukur ubun-ubunnya. Lalu Abrahah mengirim utusan kepadanya untuk meluluhkan dan mengambil hatinya. Bersama utusan itu Abrahah mengirim hadiah-hadiah dan bingkisan-bingkisan ditambah dengan sebuah kantong yang berisi tanah Yaman dan rambut ubun-ubun yang telah dia cukur. Abrahah mengirim semua itu melalui utusannya kepada an-Najasyi disertai sepucuk surat yang berisi โ€œRaja bisa menginjakan kaki diatas tanah yang ada didalam kantong ini sehingga bisa memenuhi sumpah yang telah Raja ucapkan, dan ini rambut ubun-ubunku, aku mengirimkannya kepadamu.โ€ Ketika surat tersebut sampai kepada an-Najasyi, ia mengagumi apa yang telah dilakukan oleh abrahah dan akhirnya dia bisa menerima dan menyetujui perbuatannya. Lalu abrahah mengirim surat kepada an-Najasyi dengan mengatakan, โ€œSungguh, aku akan membangun sebuah gereja yang belum pernah dibangun sebelumnya untukmu dinegeri Yaman.โ€ Kemudian Abrahah menjalankan proyek pembangunan sebuah gereja yang megah di Shanโ€™a. Bangunannya menjulang tinggi dan altarnya pun demikian. Semua sisinya dihias dengan megah. Orang Arab menyebutnya dengan al-Qullais karena ketinggiannya. Maksudnya, jika orang melihat ketinggiannya dari bawah, maka peci qulunsuwah nya hampir jatuh dari kepalanya, karena tingginya bangunan tersebut. Abrahah al-Asyram bertekad adar orang-orang Arab memusatkan hajinya ke gereja tersebut, sehingga haji mereka tidak lagi berpusat di Kaโ€™bah kota Makkah. Maka ia menyerukan tekadnya tersebut di wilayah kerajaannya, sehingga orang-orang Arab suku Adnan dan suku Qahthan membenci tekadnya tersebut. Kaum Quraisy pun menjadi sangat marah karenanya, sehingga sebagian orang dari mereka mendatangi gereja itu dan masuk ke dalamnya waktu malam lalu membuat kerusuhan didalamnya, kemudian kembali pulang sebelum siang. Ketika para penjaga gereja melihat kejadian tersebut, mereka melaporkan hal itu kepada Abrahah. Mereka berkata kepadanya โ€œIni dilakukan oleh sebagian orang Quraisy karena mereka kesal kepadamu yang telah menjadikan gereja ini sebagai tandingan bagi bait rumah mereka yakni Kaโ€™bah. โ€œLalu Abrahah bersumpah bahwa ia akan menyerang Kaโ€™bah di Makkah dan menghancurkannya berkeping-keping. Muqatil bin Sulaiman menceritakan bahwa beberapa pemuda dari Suku Quraisy memasuki gereja tersebut, lalu menyalakan api di dalamnya, sedangkan pada hari itu cuaca sangat panas, sehingga gereja tersebut terbakar dan ambruk. Karena itulah, Abrahah bersiap siap dan berangkat dengan membawa pasukan tentara yang berjumlah besar dan tangguh, agar tidak seorangpun bisa menghalang-halanginya. Ia mengendarai gajah yang begitu besar, yang belum pernah ada gajah sebesar itu sebelumnya. Gajah tersebut disebut dengan Mahmud, yang dikirimkan oleh Najasyi Raja Habasyah kepadanya untuk keperluan itu. Ada yang mengatakan bahwa delapan ekor gajah yang dibawanya. Ada juga yang mengatakan dua belas ekor, selain yang dikendarai Abrahah. Wallahu aโ€™lam. Hal itu dimaksudkan untuk menghancurkan Kaโ€™bah dengan cara mengikat setiap sudut Kaโ€™bah dengan rantai, lalu rantai itu dikalungkan dileher gajah. Jika gajah itu dihalau, maka tembok Kaโ€™bah akan runtuh dengan sekali tarikan saja. Ketika kaum Arab mendengar perjalanan Abrahah, mereka menanggapinya sebagai perkara yang sangat gawat. Mereka bertekad untuk membela Kaโ€™bah dengan menghalangi serangan tentara Abrahah, dan menghalangi orang yang ingin menghandurkannya. Salah seorang pembesar dan raja dari negeri Yaman yang bernama Dzu Nafar tampil keluar, menyeru kaumnya dan seluruh kaum Arab untuk ikut bersamanya melawan Abrahah. Ia berseru untuk berjuang membela Kaโ€™bah serta menghalangi keinginan Abrahah untuk meruntuhkan dan menghancurkan Kaโ€™bah. Maka mereka menanggapi seruannya dan berperang melawan Abrahah. Akan tetapi Abrahah bisa mengalahkan mereka, karena Allah Sunhanahu wataโ€™ala hendak menunjukan kehormatan dan keagungan Kaโ€™bah. Dzu Nafar sendiri ditawan, dan Abrahah membawanya melangkah maju. Sesampainya di negeri Khasyโ€™am, Abrahah dihadang oleh Nufail bin Habib al-Khasyโ€™ami bersama kaumnya, juga Syahran dan Nahis. Akan tetapi Abrahah pun dapat mengalahkan mereka dan menawan Naufail bin Habib. Abrahah ingin membunuhnya, tetapi kemudian ia memaafkannya dan membawanya untuk menjadi penunjuk jalan menuju negeri Hijaz. Ketika mendekati wilayah Tha-if, maka penduduk Tsaqid keluar menemui Abrahah. Mereka bersikap baik kepadanya karena khawatir dengan rumah ibadah mereka yang bernama Latta. Mereka memuliakan Abrahah dan pasukannya, lalu mereka mengutus Abu Raghal sebagai penunjuk jalan. Ketika Abrahah sampai di daerah al-Muhammas yang berada didekat kota Makkah, ia berhenti di sana. Kemudian bala tentaranya merampas harta benda milik penduduk Makkah yang terdiri dari unta dan harta lainnya. Dari semua harta yang diambil, terdapat dua ratus unta milik Abdul Muththalib. Orang yang merampas harta benda penduduk Makkah dengan perintah Abrahah adalah panglima pasukan garis depan yang bernama al-Aswad bin Maqshud, sehingga beberapa orang Arab mencelanya, berdasarkan riwayat tersebut oleh Ibnu Ishaq. Lalu Abrahah mengutus Hanathah al-Himyari ke Makkah, ia diperintahkan untuk membawa tokoh kaum Quraisy bersamanya serta memberitahukan bahwa sang raja tidak akan datang untuk memerangi kalian, kecuali jika menghalang-halangi untuk melindungi Kaโ€™bah. Ketika Hanathah tiba di Makkah, ia ditunjukan kepada Abdul Muththalib bin Hasyim. Hanathah menyampaikan kata-kata kepada Abrahah kepadanya. Maka Abdul Muththalib berkata, โ€œDemi Allah, kami tidak ingin memeranginya, kami tidak punya kekuatan untuk berperang. Ini adalah Baitullah al-Haram rumah Allah yang mulia dan rumah Khalilยญ-nya Ibrahim. Jika Dia berkehendak melindunginya, maka memang rumah ini adalah rumah suci dan haram-Nya yang Allah haramkan menghancurkannya. Dan jika Allah berkehendak membiarkannya, maka kami pun tidak kuasa membela rumah ini.โ€ Lalu Hanathah berkata kepadanya, โ€œMari pergi bersamaku untuk memenuhi Abrahah.โ€ Maka Abdul Muththalib pergi bersamanya. Ketika Abrahah melihat Abdul Muththalib, ia menghormatinya. Abdul Muththalib merupakan pria yang berbadan besar dan rupawan. Abrahah turun dari kursi kebesarannya dan ia duduk bersama Abdul Muththalib di atas permadani. Ia berkata kepada juru bicaranya penerjemahnya, โ€œTanyakan kepadanya, apa yang ia butuhkan?โ€ Maka Abdul Muththalib berkata kepada juru bicara Abrahah. โ€œSesungguhnya yang aku butuhkan iyalah dua ratus unta milikku yang telah diambil, mohon raja berkenan mengembalikannya kepadaku.โ€ Lalu Abrahah berkata kepada penerjemah, โ€œKatakan padanya, โ€œSungguh kamu telah membuatku kagum ketika aku melihatmu. Akan tetapi sekarang aku memandangmu remeh, karena kamu masih membicarakan dua ratus unta milikmu yang telah aku ambil, sementara kamu membiarkan Kaโ€™bah yang merupakan simbol agamamu dan agama nenek moyangmu. Padahal aku datang kesini untuk menghancurkannya. Tidakkah kamu membicarakan hal itu denganku?โ€ Maka Abdul Muththalib berkata kepadanya, โ€œSesungguhnya aku ini pemilik unta. Sedangkan Kaโ€™bah itu ada Pemiliknya sendiri Allah. Dia-lah yang akan membelanya.โ€ Abrahah berkata, โ€œDia tidak akan bisa mencegahku.โ€ Abdul Muththalib berkata, โ€œItu urusanmu.โ€ Ada yang menceritakan bahwa Abdul Muththalib menemui Abrahah disertai sejumlah pemuka orang-orang Arab. Mereka menawarkan sepertiga harta mereka kepada Abrahah dengan catatan ia harus menarik kembali tekadnya. Akan tetapi Abrahah menolaknya dan mengembalikan unta milik Abdul Muththalib. Kemudian Abdul Muththalib kembali menuju kaum Quraisy, lalu ia memerintahkan mereka agar keluar dari kota Makkah dan berlindung di atas puncak gunung, karena dia takut terimbas amukan pasukan Abrahah. Kemudian Abdul Muththalib bangkit berdiri, lalu ia memegang lingkaran besi yang ada di puntu Kaโ€™bah. Ia berdoa bersama sebagian kaum Quraisy kepada Allah meminta pertolongan atas serangan Abrahah dan bala tentaranya. Sambil memegang lingkaran besi yang ada di pintu Kaโ€™bah, Abdul Muththalib berkata โ€œYa Allah, sesungguhnya manusia melindungi tempat tinggalnya, maka lindungilah tempat suci-Muโ€ โ€œJangan sampai salib dan tipu daya mereka mengalahkan tipu daya-Mu esok hari.โ€ Ibnu Ishaq berkata, โ€œKemudian Abdul Muththalib melepaskan lingkaran besi yang ada di pintu Kaโ€™bah, kemudian mereka keluar menuju puncak gunungโ€ Muqatil bin Sulaiman menceritakan bahwa mereka meninggalkan seratus ekor unta yang berkalung di Kaโ€™bah. Siapa tahu sebagian bala tentara Abrahah ada yang mencurinya tanpa hak, sehingga Allah akan membalas mereka. Ketika fajar menyingsing, Abrahah bersia-siap memasuki kota Mekah. Ia menyiapkan gajahnya yang diberi nama Mahmud. Ia menuju kota mekkah, Nufail bin Habib melangkah ke depan sehingga ia berdiri di samping gajah tersebut. Kemudian Nufail memegang kupingnya dan berkata, โ€œDuduklah hai Mahmud atau kembalilah dengan selamat ke tempat asalmu, karena kamu berada di tanah Allah yang suci.โ€ Kemudian Nufail melepaskan kupingnya, lalu gajah tersebut bersimpuh, dan Nufail bin Habib berlari sekuat tenaga menuju puncak sebuah gunung. Lalu mereka memukul gajah tersebut agar bangkit berdiri, tapi gajah tersebut tidak mau berdiri. Lalu mereka memukul kepalanya dengan kapak dan memasukan tongkat yang berujung lengkung ke dalam lubang belalai gajah tersebut lalu mecabutnya agar ia bangkit berdiri, akan tetapi gajah tersebut tetap tidak mau bangkit berdiri. Lalu mereka mengarahkan gajah tersebut kembali ke arah negeri Yaman, maka gajah tersebut bangkit berdiri dan bergegas melangkahkan kakinya. Dan mereka mengarahkannya ke arah Syam, maka gajah tersebut juga mau berjalan. Dan ketika mereka mengarahkannya ke timur, maka ia juga mau berjalan. Akan tetapi mereka mengarahkannya ke kota Makkah, maka gajah tersebut berhenti menderum. Kemudian Allah mengutus burung dari laut. Masing-masing burung membawa tiga batu, satu batu di paruhnya dan dua batu di kedua kakinya. Batu yang dibawanya sebesar biji kedelai dan kacang adas. Dan siapa saja yang terkena lemparan batu tersebut, maka dia binasa. Namun tidak semua orang dari mereka terkena lemparan batu. Mereka berlarian kocar-kacir mencari jalan. Itulah kisah singkat tentang tentara bergajah. lihat Tafsir Ibnu Katsir 8/458-461 Kisah pertemuan Abdul Muthhalib dengan Abrahah juga dinukil oleh Al-Hฤkim dalam Al-Mustadrฤk dan dishahihkan oleh Al-Hฤkim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Dari Ibnu Abbas radhiyallฤhu anhumฤ, beliau berkata ุฃูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽ ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจู ุงู„ู’ูููŠู„ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ุฅูุฐูŽุง ุฏูŽู†ูŽูˆู’ุง ู…ูู†ู’ ู…ูŽูƒู‘ูŽุฉูŽ ุงุณู’ุชูŽู‚ู’ุจูŽู„ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู…ูุทู‘ูŽู„ูุจู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูู…ูŽู„ููƒูู‡ูู…ู’ ู…ูŽุง ุฌูŽุงุกูŽ ุจููƒูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ู…ูŽุง ุนูŽู†ูŽุงูƒูŽ ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุฃูŽู„ูŽุง ุจูŽุนูŽุซู’ุชูŽ ููŽู†ูŽุฃู’ุชููŠูƒูŽ ุจููƒูู„ู‘ู ุดูŽูŠู’ุกู ุฃูŽุฑูŽุฏู’ุชูŽุŸ โ€ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูุฎู’ุจูุฑู’ุชู ุจูู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู’ุจูŽูŠู’ุชู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู„ูŽุง ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ูู‡ู ุฃูŽุญูŽุฏูŒ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุขู…ูŽู†ูŽ ููŽุฌูุฆู’ุชู ุฃูุฎููŠูู ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽู‡ู. ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุฃู’ุชููŠูƒูŽ ุจููƒูู„ู‘ู ุดูŽูŠู’ุกู ุชูุฑููŠุฏู ููŽุงุฑู’ุฌูุนู’โ€ ููŽุฃูŽุจูŽู‰ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ูŽู‡ู โ€œPasukan bergajah pun datang. Ketika mereka mulai mendekati Mekkah, maka datanglah Abdul Muththalib, kakek Nabi ๏ทบ menemui pasukan tersebut. Abdul Muthalib berkata kepada pemimpin mereka yaitu Abrahah โ€œUntuk apa engkau datang kepada kami? Tidak cukupkah engkau mengirim utusanmu sehingga kami akan membawakan kepadamu semua yang kau inginkan?โ€ Abrahah dengan sombongnya โ€“pent berkata, โ€œAku dikabarkan tentang kaโ€™bah kota Mekah yang tidak seorangpun memasukinya kecuali dalam keadaan aman. Maka aku datang ke mari untuk memberi ketakutan kepada penduduknya.โ€ Abdul Muthhalib berkata, โ€œKami akan memberikan semua yang kau inginkan, kembalilah engkau !โ€. Akan tetapi Abrahah tetap bersikeras untuk masuk Mekah menuju kaโ€™bah. HR Al-Hakim dalam Al-Mustadrok no 3974 Dalam riwayat yang lain Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata; ููŽุฃูŽุชูŽุงู‡ูู…ู’ ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู…ูุทู‘ูŽู„ูุจู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ู‡ูŽุฐูŽุง ุจูŽูŠู’ุชู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽู…ู’ ูŠูุณูŽู„ู‘ูุทู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฃูŽุญูŽุฏู‹ุง ู‚ูŽุงู„ููˆุง ู„ูŽุง ู†ูŽุฑู’ุฌูุนู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ู†ูŽู‡ู’ุฏูู…ูŽู‡ู ููŽูƒูŽุงู†ููˆุง ู„ูŽุง ูŠูู‚ูŽุฏู‘ูู…ููˆู†ูŽ ูููŠู„ูŽู‡ูู…ู’ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุชูŽุฃูŽุฎู‘ูŽุฑูŽ ููŽุฏูŽุนูŽุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ุทู‘ูŽูŠู’ุฑูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุจูŽุงุจููŠู„ูŽ ููŽุฃูŽุนู’ุทูŽุงู‡ูŽุง ุญูุฌูŽุงุฑูŽุฉู‹ ุณูŽูˆู’ุฏูŽุงุกูŽ ููŽู„ูŽู…ู‘ูŽุง ุญูŽุงุฐูŽุชู’ู‡ูู…ู’ ุฑูŽู…ูŽุชู’ู‡ูู…ู’ ููŽู…ูŽุง ุจูŽู‚ููŠูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุฃูŽุญูŽุฏูŒ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽุฎูŽุฐูŽุชู’ู‡ู ุงู„ู’ุญูŽูƒู‘ูŽุฉู ููŽูƒูŽุงู†ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽุญููƒู‘ู ุฃูŽุญูŽุฏูŒ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุฌูู„ู’ุฏูŽู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุชูŽุณูŽุงู‚ูŽุทูŽ ู„ูŽุญู’ู…ูู‡ู Abdul Muttholib mendatangi mereka dan berkata, โ€œSesungguhnya ini adalah rumah Allah. Allah tidak akan menyerahkannya kepada seorangpun untuk menguasai nya menghancurkannya.โ€ Mereka berkata, โ€œKami tidak akan kembali hingga kami menghancurkannya.โ€ Maka tidaklah mereka memerintahkan gajah mereka untuk maju kecuali gajah tersebut mundur. Allah kemudian memanggil burung-burung dengan berbondong-bondong, lalu Allah memberikan batu berwarna hitam kepada burung-burung tersebut. Tatkala burung-burung itu telah sejajar dengan mereka maka burung-burung itu melemparkan batu tersebut kepada mereka. Sehingga tidak tersisa seorang pun dari mereka kecuali mengalami rasa gatal yang luar biasa-pent. Tidaklah seorangpun dari mereka yang menggaruk kulitnya kecuali dagingnya berjatuhan.โ€ Disebutkan oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 12/207 dan beliau menilai sanadnya hasan Dalam riwayat yang lain dari Ikrimah, beliau berkata ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ุทูŽูŠู’ุฑู‹ุง ุฎูุถู’ุฑู‹ุง ุฎูŽุฑูŽุฌูŽุชู’ ู…ู† ุงู„ู’ุจูŽุญู’ุฑ ู„ูŽู‡ูŽุง ุฑูุคููˆุณ ูƒูŽุฑูุกููˆุณู ุงู„ุณู‘ูุจูŽุงุนู โ€œBurung-burung tersebut berwarna hijau, muncul dari laut, kepalanya seperti kepala binatang buas.โ€ Disebutkan oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 12/207 dan beliau menilai sanadnya shahih Pasukan Abrahah yang terkena lemparan batu tidak semuanya tewas seketika. Sebagian mereka tewas dengan cepat, sebagian lagi kabur dalam kondisi terputus-putus dan terlepas-lepas anggota tubuhnya hingga tewas. Adapun Abrahah, dia tidak tewas seketika namun dia termasuk yang kabur melarikan diri. Allah tidak menjadikannya langsung tewas karena Allah ingin menyiksanya. Ada yang mengatakan bahwa dia tewas di negeri Khotsโ€™am. Ada pula yang berpendapat bahwa dia berhasil kembali ke Shanโ€™a dan mati disana. Namun selama dalam perjalanan kaburnya, badannya terlepas sedikit demi sedikit dari tubuhnya sampai akhirnya di Shanโ€™a dadanya terbelah dan jantungnya keluar, Allฤh menyiksanya dan tidak langsung mematikannya. Demikianlah kisah Abrahah dengan pasukan tentara bergajahnya yang dihancurkan oleh Allฤh Subhฤnahu wa Taโ€™ฤla. Lihat Tafsir Ibnu Katsir 8/486 Allah berfirman pada permulaan surat ุฃูŽู„ูŽู…ู’ ุชูŽุฑูŽ ูƒูŽูŠู’ููŽ ููŽุนูŽู„ูŽ ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ุจูุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจู ุงู„ู’ูููŠู„ู โ€œApakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?โ€ Ashabul fiil tentara bergajah adalah Abrahah dan kawan-kawannya yang membawa 12 ekor gajah atau 8 ekor yang bertujuan untuk mencungkil Kaโ€™bah. Kemudian Allah berfirman ุฃูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ู’ ูƒูŽูŠู’ุฏูŽู‡ูู…ู’ ูููŠ ุชูŽุถู’ู„ููŠู„ู โ€œBukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka untuk menghancurkan Kaโ€™bah itu sia-sia?โ€ Demikianlah tabiat orang kafir, mereka selalu berusaha menyusun rencana jahat untuk menghancurkan kaum muslimin. Tetapi ternyata mereka gagal karena Allah masih sayang kepada kaum muslimin. Allah masih menjaga kaum muslimin meskipun mereka bergelimang dalam kemaksiatan. Andai saja mereka berhasil melaksanakan rencana-rencana busuk tersebut maka akan binasalah kaum muslimin. Kemudian Allah berfirman ูˆูŽุฃูŽุฑู’ุณูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุทูŽูŠู’ุฑู‹ุง ุฃูŽุจูŽุงุจููŠู„ูŽ โ€œDan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondongโ€ Ababil artinya berkelompok-kelompok dan berturut-turut tanpa henti. Mereka tidak mengetahui dari mana datangnya burung-burung itu karena mereka tidak pernah terlihat sebelumnya. Tiba-tiba burung-burung datang berbondong-bondong dengan kehendak Allah dengan membawa batu-batu yang terbuat dari tanah lihat yang terbakar. Ini sekaligus bantahan bagi sebagian orang yang menganggap burung-burung itu bernama ababil. Kemudian Allah berfirman ุชูŽุฑู’ู…ููŠู‡ูู… ุจูุญูุฌูŽุงุฑูŽุฉู ู…ู‘ูู† ุณูุฌู‘ููŠู„ู โ€œYang melempari mereka dengan batu berasal dari tanah yang terbakarโ€ Burung-burung tersebut melempari mereka dengan batu-batu yang berasal dari tanah yang terbakar. Disebutkan bahwa setiap burung membawa 3 batu, 1 diparuhnya dan 2 dikakinya kemudian mereka melemparkannya kepada pasukan bergajah tersebut. Kemudian Allah berfirman ููŽุฌูŽุนูŽู„ูŽู‡ูู…ู’ ูƒูŽุนูŽุตู’ูู ู…ู‘ูŽุฃู’ูƒููˆู„ู โ€œLalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulatโ€ Disebutkan ketika burung-burung tersebut mulai melempari tentara Abrahah maka diantara mereka ada yang langsung tewas seakan-akan membelah tubuh mereka, sampai-sampai Allah menyamakan mereka seperti daun yang kering di makan ulat. Namun diantara mereka ada pula yang selamat tetapi cacat. Bahkan Aisyah pernah melihat ada diantara anak buah Abrahah yang buta dan cacat meminta-minta kepada kaum muslimin. Dia dibiarkan hidup oleh Allah namun dalam keadaan cacat. Abrahah sendiri terkena lemparan batu dan tidak mati saat itu. Dia lari menuju Yaman dalam keadaan tubuhnya terlepas sedikit demi sedikit. Sungguh ini merupakan siksaan yang sangat pedih di dunia. Allah menunda kematiannya hingga tibalah dia di Yaman, kemudian terbelahlah dadanya dan keluarlah jantungnya, akhirnya dia meninggal dunia. Kehancuran Abrahah dan bala tentaranya diketahui oleh orang-orang kafir Quraisy. Itulah nikmat yang Allah berikan kepada mereka. Allah menjaga Kaโ€™bah bukan karena ada mereka disana. Karena kenyatannya mereka pun tidak bisa membantu sama sekali. Tetapi Allah lah yang berperan. Di tahun itu pula lah lahir Nabi Muhammad shallallahu alayhi wa sallam, sehingga sebagian ulama mengatakan bahwasanya diantara tanda-tanda kelahiran Nabi adalah peristiwa dihancurkannya tentara bergajah. Seakan-akan Allah ingin mengatakan bahwa Dia lah yang menjaga rumahnya dan dia pula lah yang akan membela syariatnya dengan mengutus Nabi Muhammad yang akan berjuang memurnikan tauhid kepada Allah yang telah dicemari dengan kesyirikan yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin. Di tahun itu pula, lahirlah Nabi Muhammad shallallฤhu alayhi wa sallam, sebagian menyebutkan bahwa kelahirannya sekitar 50 hari setelah tragedi pasukan bergajah. Kisah ini adalah kisah yang nyata, tidak sebagaimana klaim orang-orang kafir yang berusaha mengingkari kisah ini. Kita dapati ada sebagian penulis dari orientalis yang mengatakan bahwa ini hanyalah dongeng yang disebutkan Allฤh dalam Al-Qurฤn, tidak mungkin ada kisah tentara bergajah yang dihancurkan oleh burung-burung dengan cara melemparinya dengan batu. Klaim mereka dibantah oleh para ulama, bahwa kisah ini bukanlah dongeng semata. Diantara buktinya adalah peninggalan syair-syair jahiliyyah yang sebagiannya banyak menyebutkan tentang kisah pasukan bergajah ini, yang disaksikan langsung oleh mereka, dan syair-syair di zaman jahiliyyah tersebut masih ada sampai sekarang. Dan juga diantara bukti yang menunjukkan akan kebenaran kisah ini adalah sebagaimana yang sering tercantum di dalam buku-buku sejarah yang menyebutkan bahwa si fulan lahir pada tahun ke sekian sebelum tahun gajah atau setelah tahun gajah. Sehingga tahun gajah sering dijadikan sebagai istilah penanggalan. Seandainya kisah ini hanyalah dongeng belaka, maka tidak mungkin tahun gajah dijadikan sebagai suatu istilah penanggalan. Menurut sebagian orang kafir, Abrahah tidak berniat ke Mekkah untuk menghancurkan Kaโ€™bah atau karena hasad dengan Kaโ€™bah. Namun dia berangkat dari Yaman dalam rangka berperang dengan bangsa Persia, dimana saat itu terjadi peperangan antara Persia dan Romawi. Dalam perjalanannya, Abrahah memutuskan mengambil jalan darat melewati Mekkah. Klaim ini juga tidak benar. Karena jika Abrahah benar-benar ingin menyerang Persia, maka dia akan mengambil jalan laut yang lebih mudah dan lebih dekat. Disebutkan pula oleh Ibnu Hisyฤm, dengan sanad yang hasan, ฤ€isyah menceritakan bahwa dia melihat pemimpin gajah dan pawangnya masih hidup dalam kondisi buta meminta-minta makanan di Mekah lihat As-Siroh An-Nabawiyah As-Shahihah 1/98. Pasukan Abrahah tidak semuanya mati, masih ada yang hidup, namun dalam keadaan buta dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Ini menunjukkan bahwa kisah ini real dan terjadi di tahun dilahirkannya Nabi shallallฤhu alayhi wa sallam. ๏ปฟTAFSIR SURAT AL-FIIL Oleh Imam Ibnu Katsir โ€ซุฑุญู…ู‡ ุงู‡ู„ู„โ€ฌ Download ยฑ 350 ebook Islam, Gratis!!! kunjungiโ€ฆ. โ€ซุณูˆุฑุฉ ุงู„ููŠู„โ€ฌ TAFSIR SURAT AL-FIIL Gajah1 "Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang." ู โ€ซูŽุตุญโ€ฌ ู ูŽ ู‘ูโ€ซู ููŽู€ ูŽุนู„ ุฑุจโ€ฌ โ€ซุงุจ ุงู„ู’ ูู ููŠู„โ€ฌ ูŽ ู’ โ€ซูƒ ุจุฃโ€ฌ ูŽ ูŽ ูŽ โ€ซ ุฃูŽู„ูŽู€ ู’ู… ุชูŽู€ูŽุฑ ูŽูƒู’ูŠโ€ฌ.ูก โ€ซุถู„ููŠู„โ€ฌ ู’ ูŽโ€ซ ุฃูŽู„ูŽู€ ู’ู… ูŽู’ูŽูŠ ูŽุน ู’ู„ ูŽูƒู’ูŠ ูŽุฏ ูู‰ ู’ู… ูู ุชโ€ฌ.ูข 1 Disalin dari kitab Tafsir Ibnu Katsir jilid 8 terbitan Pustaka Imam Asy-Syafiโ€Ÿi ู ู โ€ซูŠู„โ€ฌ ูŽ โ€ซ ูŽูˆุฃ ู’ูŽุฑ ูŽุณ ูŽู„ ูŽุนู„ูŽู’ูŠู‡ ู’ู… ุทูŽู’ู’ูŠุง ุฃูŽุจูŽุงุจโ€ฌ.ูฃ โ€ซ ุชูŽู€ู’ุฑูู…ูŠ ูู‡ู… ูููุจ ูŽุฌุง ูŽุฑุฉ ูู‘ู…ู† ูุณ ูู‘ุฌูŠู„โ€ฌ.ูค โ€ซุตู ูŽู‘ู…ุฃู’ ููƒูˆู„โ€ฌ ู’ โ€ซ ููŽ ูŽุฌ ูŽุนู„ูŽ ูู‡ ู’ู… ูŽูƒ ูŽุนโ€ฌ.ูฅ 1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Rabb-mu telah bertindak terhadap tentara bergajah ? 2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka untuk menghancurkan Ka'bah itu sia-sia? 3. dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong, 4. yang melempari mereka dengan batu berasal dari tanah yang terbakar, 5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat. QS. Al-Fiil [105] 1-5 Ini merupakan salah satu dari nikmat Allah menguji kaum Quraisy, yaitu berupa penghindaran mereka dari pasaukan Gajah yang telah bertekad bulat untuk menghancurkan menghilangkan Maka Allah menghinakan Ka'bah bekas serta keberadaannya. membinasakan mereka, dan menggagalkan usaha mereka, menyesatkan perbuatan mereka, serta dengan membawa memalukan. mengembalikan Mereka kegagalan adalah mereka yang kaum Nasrani. Agama mereka pada saat itu lebih dekat dengan agama kaum Quraisy, yaitu penyembahan berhala. Tetapi peristiwa itu termasuk tanda sekaligus pendahuluan bagi pengutusan Rasulullah โ€ซุตู„ูŠ ุงู‡ู„ู„ ุนู„ูŠูˆ ูˆุณู„ู…โ€ฌ. Sebab, menurut pendapat yang paling populer, pada tahun itu beliau dilahirkan. Secara tersirat, Allah Ta'ala mengatakan, "Kami tidak menolong kalian, wahai sekalian kaum Quraisy, untuk mengalahkan kaum Habsyi, karena posisi kalian yang lebih baik daripada mereka, akan tetapi Kami menghancurkan mereka untuk memelihara Baitul 'Atiq Ka'bah yang muliakan, akan agungkan, senantiasa serta Kami hormati melalui pengutusan seorang Nabi yang ummi tidak dapat membaca dan menulis, Muhammad โ€ซ ุตู„ูŠ ุงู‡ู„ู„ ุนู„ูŠูˆ ูˆุณู„ู…โ€ฌpenutup para Nabi. Berikut ini kisah pasukan Gajah yang disajikan secara ringkas Telah disampaikan kisah Ash-habul dan sebelumnya, Ukhdud singkat. dalam orang-orang yang membuat parit bahwa Dzu Nawwas, yang merupakan raja terakhir kejaraan Himyar. orang dia seorang yang musyrik. membunuh Dialah Ash-habul Ukhdud. Ash-habul Ukhdud adalah orangorang Nasrani yang jumlahnya mendekati orang. Tidak ada yang selamat darinya kecuali Dawus Dzu Tsa'laban. Kemudian Dawud pergi dan meminta bantuan kepada Kaisar, raja Syam, yang juga penganut Nasrani. Kemudian dia menulis surat kepada Najasyi, raja Habasyah, karena keberadaannya yang lebih dekat dengan mereka. Dia mengutus Dawus yang didampingi oleh dua orang amir; Aryath dan Abrahah bin ash-Shabah Abu Yaksum disertai satu pasukan besar. Kemudian mereka masuk ke Yaman dan menyelinap akhirnya ke rumah-rumah, mereka berhasil hingga merebut kerajaan dari Himyar dan Dzu Nawwas pun akhirnya binasa, tenggelam di laut. Habasyah berhasil menaklukkan Yaman dan mereka dipimpin oleh dua orang pemimpin; Aryath dan Abrahah. Kemudian kedua pemimpin itu berselisih pendapat dalam suatu urusan sehingga keduanya beradu mulut dan berperang. Lalu salah satu dari keduanya berkata kepada yang lainnya, "Sesungguhnya kita tidak perlu mengerahkan pasukan di antara kita, tetapi mari kita berhadapan satu lawan satu. Siapa di antara kita yang berhasil membunuh lawan, maka dialah yang berhak menduduki posisi raja. Kemudian tantangan itu pun disambut oleh yang lainnya, sehingga keduanya bertarung. Masing-masing dari keduanya meninggalkan menyerang parit, Abrahah, lalu Aryath kemudian menebasnya hidungnya dan dengan terpotong, wajahnya 'Utudah, pedang sehingga mulutnya terkoyak. pembantu robek, Kemudian Abrahah ikut menyerang Aryath, lalu membunuhnya. Kemudian Abrahah pulang dalam keadaan terluka. Lalu dia mengobati lukanya hingga akhirnya dia pun sembuh dan kemudian dia mampu melatih bala tentara Habasyah di Yaman. Selanjutnya, Najasyi menulis surat kepadanya yang isi-nya mencela apa yang telah dilakukannya seraya mengancam dan bersumpah akan menduduki negaranya menelungkupkan dan ubun-ubunnya. Kemudian Abrahah mengirimkan utusan kepada raja Najasyi untuk menyampaikan rasa dukanya kepadanya. sambil Bersama berbasa-basi utusan tersebut, Abrahah mengirimkan hadiah dan sekantong tanah Yaman. Semuanya itu dikirimkan bersamanya dan dia mengatakan dalam suratnya supaya raja menginjak kantong ini sehingga dia terbebas dari sumpahnya dan inilah ubunubunku telah aku kirimkan bersamanya kepadamu. Ketika semuanya itu sampai kepadanya, dia sangat terheran dibuatnya dan merasa mengakui Abrahah puas dengannya keberadaannya. mengirimkan serta Kemudian utusan untuk mengatakan kepada Najasyi, "Aku akan bangunkan untukmu sebuah gereja di negeri Yaman yang belum pernah dibuat bangunan sepertinya. Lalu dia memulai pembangunan gereja yang sangat besar di Shan'a, sebuah bangunan yang sangat tinggi serta pelataran yang tinggi pula, yang dihiasi di semua sisinya. Bangsa Arab menyebutnya dengan al-qalis, karena bangunannya yang tinggi. Sebab, orang yang melihatnya akan mengangkat kepala sehingga qalansuwab peci yang dikenakannya kepalanya hampir terjatuh karena tingginya dan bangunan. Dan Abrahah al-Asyram bertekad untuk memindahkan haji bangsa Arab ke gereja tersebut sebagaimana mereka selama ini berhaji ke Ka'bah di Makkah. Dan dia serukan hal tersebut di kekuasaannya, sehingga mengundang kebencian Qahthan. warga Kaum Arab Quraisy wilayah 'Adnan dan benar-benar murka karenanya, sehingga sebagian dari mereka ada yang mendatangi gereja itu dan memasukinya pada malam hari serta menghancurkan isi di dalamnya, kemudian dia kembali pulang. Ketika para penjaga mengetahui kejadian tersebut, mereka pun melaporkan hal itu kepada raja mereka, Abrahah seraya berkata kepadanya, "Yang demikian itu dilakukan oleh beberapa orang Quraisy yang marah karena rumah diserupakan mereka dengan Baitullah ini. Selanjutnya, Abrahah bersumpah akan pergi menuju Baitullah di Makkah dan akan menghancurkannya berkeping-keping. Muqatil bin Sulaiman menyebutkan bahwasanya ada sekelompok orang dari kaum Quraisy yang memasuki gereja itu dan membakarnya. Pada hari itu panas benar-benar terik sehingga gereja itu terbakar, runtuh dan rata dengan tanah. Kemudian Abrahah menyiapkan diri dan pergi dengan membawa pasukan yang cukup banyak dan kuat agar tidak ada seorang pun yang mampu melawannya, yang disertai dengan seekor gajah yang sangat besar, belum ada seekor gajah pun sebelumnya yang terlihat sepertinya, yang diberi nama Mahmud. Dan Najasyi, raja Habasyah juga mengirimkan pasukan untuk hal yang sama. Ada juga pendapat yang menyebutkan, bersama Abrahah terdapat delapan gajah. Ada juga yang menyatakan, dua belas gajah lainnya. Wallaabu a'lam. Dengan tujuan untuk menghancurkan Ka'bah, meletakkan pada rantai dengan pilar-pilarnya sedang ujung rantai lainnya diikatkan pada leher gajah, kemudian gajah itu digerakkan agar menjatuhkan tembok itu sekaligus. Ketika warga Arab mendengar kedatangannya, mereka pun berpendapat yang pendapat itu mewajibkan mereka untuk mempertahankan Baitullah serta melawan setiap orang yang hendak menghancurkannya dengan menggunakan taktik tipu daya. Kemudian salah seorang yang paling terhormat dari penduduk Yaman sekaligus sebagai raja mereka yang bernama kaumnya dan Dzu Nafar mengajak orang-orang Arab yang berminat untuk melawan dan memerangi Abrahah dalam rangka mempertahankan Baitullah dan semua tempat yang hendak dihancurkan olehnya. Maka mereka pun menyambut seruan tersebut memerangi Abrahah, berhasil mengalahkan dengan kehendak dan tetapi siap Abrahah mereka, sesuai โ€ซูˆุฌู„โ€ฌ ู‘ ู‘ โ€ซุนุฒโ€ฌ untuk Allah memelihara kemuliaan dan keagungan Baitullah. Dan Dzu Nafar pun ditawanLalu Abrahah memintanya untuk menemaninya. Kemudian dia melakukan perjalanan sehingga ketika sampai di daerah Khats'am, dia dihadang oleh Nufail bin Habib al-Khats'ami bersama kaumnya selama dua bulan terus-menerus, lalu mereka melakukan penyerangan terhadap Abrahah, tetapi dikalahkan oleh mereka pun berhasil Abrahah, dia berhasil menawan Nufail bin Habib dan bermaksud hendak membunuhnya, lalu dia mengampuninya dan meminta agar dia Nufail mau menyertainya untuk menjadi petunjuk bagi Abrahah di negeri Hijaz. Ketika mendekati daerah Tha-if, penduduknya keluar menemuinya serta berbasa-basi kepadanya karena takut akan rumah mereka yang ada di tengahtengah mereka yang mereka beri nama al-Lata. Lalu mereka menghormatinya dan mengirimkan Abu Raghal bersamanya sebagai penunjuk arah. Setelah Abrahah sampai di kota al-Mughammas, yaitu sebuah tempat yang berdekatan dengan kota Makkah, maka dia pun singgah, lalu bala tentara Abrahah merampas harta kekayaan penduduk Makkah yang terdiri dari unta-unta dan lain sebagianya. Mereka mengambilnya begitu saja. Di antara yang dirampas itu terdapat 200 ekor unta milik 'Abdul Muththalib. Dan yang melakukan perampasan atas perintah Abrahah adalah panglima perang yang bernama al-Aswad Ibnu Maqshud. Dan dia diserang oleh beberapa warga Arab, seperti yang disebutkan oleh Ibnu Ishaq. Dan Abrahah mengirim Hanathah al-Himyari ke Makkah dan memerintahkan supaya memanggil pemuka kaum Quraisy serta memberitahukan kepadanya bahwa raja Abrahah memerangi tidak kalian menghalanginya datang kecuali untuk untuk kalian menyerang Baitullah. Kemudian Hanathah al-Himyari datang dan Muththalib menghampiri bin memberitahukan Hisyam tentang 'Abdul dan keberadaan Abrahah seperti yang dipesankan. Lalu 'Abdul Muththalib mengatakan kepadanya, "Demi Allah, kami memeranginya dan tidak kami hendak tidak mempunyai kekuatan untuk itu. Ini adalah Baitullah yang suci dan rumah kekasihNya, Ibrahim. Kalau memang dia dilarang mendatanginya, maka yang demikian itu karena ia merupakan rumah sekaligus tempat suci-Nya. Demi Allah, kami tidak mampu untuk melarangnya." Kemudian Hanathah begitu, berkata kepadanya, "Kalau datanglah bersamaku untuk menghadapnya Abrahah." Kemudian 'Abdul Muththalib pun pergi bersamanya. Ketika melihatnya, Abrahah menyambutnya. 'Abdul Muththalib adalah seorang yang berbadan tegap lagi tampan. Lalu Abrahah turun dari singgasananya dan duduk di lantai bersamanya. Abrahah bertanya melalui penerjemahnya, "Katakan, apa maksud kedatangannya?" 'Abdul Muththalib berkata kepada penerjemahnya itu, "Aku hanya ingin agar raja mengembalikan 200 ekor unta milikku." Maka Abrahah pun berkata kepada penerjemahnya, "Katakan kepadanya, 'Kamu benar-benar membuatku terheran-heran saat telah aku melihatmu, tetapi kemudian aku menjadi berang kepadamu saat kamu berbicara menuntut 200 ekor unta milikmu yang hilang, tetapi kamu biarkan rumah yang menjadi agamamu dan agama nenek moyangmu. Sesungguhnya aku datang untuk menghancurkannya, sedang engkau tidak menyinggungnya sama sekali dalam pembicaraanmu 'Abdul denganku." Muththalib berkata Kemudian kepadanya, "Sesungguhnya aku adalah pemilik untaunta itu, sedangkan rumah Ka'bah itu mempunyai pemilik sendiri Allah yang akan selalu mempertahankannya." Abrahah berkata, "Dia tidak akan sanggup menghalangiku." "Kamu tidak akan mampu menandingi-Nya," sahut 'Abdul Muththalib. Ada yang menyatakan bahwa Abrahah pergi dengan 'Abdul Muththalib bersama sejumlah pemuka Arab. Kemudian mereka menawarkan sepertiga kekayaan kepada Abrahah sebagai membatalkan Ka'bah. ganti niatnya Namun dia supaya dia menghancurkan menolak tawaran mereka itu dan mengembalikan unta-unta 'Abdul Muththalib. Kemudian 'Abdul Muththalib kembali kepada kaum Quraisy, lalu dia memerintahkan mereka supaya keluar dan Makkah dan berlindung di puncak-puncak gunung, karena khawatir mereka akan merasakan amukan bala tentara Abrahah. Selanjutnya, 'Abdul Muththalib berdiri, lalu memegang daun pintu Ka'bah. bersamanya Dan ikut beberapa pula orang berdiri Quraisy seraya berdoa meminta kepada Allah pertolongan-Nya membinaskan Abrahah serta supaya dan bala tentaranya. Kemudian dengan memegang pintu Ka'bah, 'Abdul Muththalib mengumandangkan sya'ir โ€ซุงู„ูŽ ูู‰ ูŽู‘ู… ุฅู ูŽู‘ู† ุงู„ู€ู’ ูŽู…ู’ุฑุกูŽ ูŠู€ูŽู… ู€ ู€ ู€โ€ฌ โ€ซูƒโ€ฌ ูŽ ูŽโ€ซู€ ู€ ู€ ู€ ู€ ู€ู€ู†ูŽ ูุน ูŽุฑ ู’ุญู„ูŽูˆู ููŽ ู’ุงู…ู†ูŽ ู’ุน ูุฑ ูŽุญุงู„โ€ฌ โ€ซุตู„ูู’ูŠุจูŽู€ ูู‡ ู’ู…โ€ฌ ู‘ูŽ ูŽ ูโ€ซุงู„ูŽูŠูŽู€ ู’ุบู„โ€ฌ ูŽ โ€ซูŽุจโ€ฌ โ€ซูƒโ€ฌ ูŽ ูโ€ซูŽูˆููู…ูŽุงู„ูŽู€ ูู‡ ู’ู… ุฃูŽุจูŽุฏุง ูู…ู€ ูŽุญุงู„โ€ฌ Tidak ada kebimbangan. Sesungguhnya seseorang telah rumahnya, karenanya rumah-Mu. mereka mempertahankan Kekuatan tidak mengalahkan akan perhankanlah dan tipu daya pernah dapat daya-Mu untuk mengatakan bahwa tipu selamanya. Ibnu Ishaq selanjutnya 'Abdul Muththalib melepaskan gagang pintu dan selanjutnya mereka pergi menuju puncak gunung. Muqatil bin Sulaiman menyebutkan bahwa mereka meninggalkan 100 ekor anak unta di Baitullah dengan diberi kalung, kemungkinan sebagian bala tentara ada yang mengambil sebagian darinya dengan cara tidak benar, sehingga Allah akan menuntut balas dari mereka. Pada pagi harinya, Abrahah bersiapsiap untuk memasuki Makkah dan dia pun telah menyiapkan gajahnya yang bernama Mahmud. Selain menyiagakan mereka itu, dia pun pasukannya. mengarahkan gajah telah Setelah mereka menuju Makkah, Nufail bin Habib datang hingga akhirnya berdiri di samping gajah itu, lalu memegang kupingmu dan berkata, "Duduklah, hai Mahmud, dan kembalilah ke tempat asalmu, karena sesungguhnya kamu sekarang ini tengah berada di negeri Aliah yang suci." Kemudian Nufail melepaskan kupingnya, dan gajah itu pun duduk berderum. Selanjutnya, Nufail bin Habib keluar dan pergi hingga akhirnya mendaki gunung. Sementara, mereka memukul-mukul gajah agar berdiri, tetapi gajah itu enggan berdiri. kepala mereka Kemudian gajah itu mereka dengan memasukkan memukul kapak tongkat dan mereka yang berujung lengkung ke belalainya lalu mereka menariknya supaya ia mau berdiri, tetapi gajah itu menolak. Lalu mereka mengarahkannya kembali Yaman, maka berdiri berjalan gajah cepat. mengarahkannya ke itu Mereka Syam, ke dan juga maka ia melakukan hal yang sama. Lalu mereka mengarahkannya ke timur, maka ia melakukan hal yang sama, yakni berjalan cepat. Kemudian mereka mengarahkannya ke Makkah, maka gajah itupun duduk menderum. Selanjutnya, kepada mereka Allah mengirimkan burung dari lautan semacam burung alap-alap, pada masingmasing burung membawa tiga batu satu batu di paruhnya dan dua batu lainnya di kedua kakinya, batu sebesar biji kedelai dan biji adas, yang tidak seorang pun dari mereka yang terkena batu tersebut melainkan akan binasa. Tidak semua dari mereka terkena batu itu, mereka pergi dan lari terbirit-birit menempuh jalan mencari Nufail agar dia mau menunjukkan jalan kepada mereka. Demikianlah yang mereka alami di daratan, sedang Nufail berada di puncak gunung bersama kaum Quraisy dan menyaksikan warga siksaan Arab yang Hijaz ditimpakan Allah kepada pasukan Gajah tersebut. Nufail berkata ู โ€ซุจโ€ฌ ู โ€ซุฃูŽูŠู’ ูŽู† ุงู„ู’ ูŽู… ูŽููู‘ุฑ ูŽูˆุง ูุฅู„ู„ูŽูˆู ุงู„ุทูŽู‘ุงู„โ€ฌ ู โ€ซุจโ€ฌ ู ูโ€ซูŽูˆุงุฃู„ูŽ ู’ุดูŽุฑูู… ุงู„ู’ ูŽู€ู… ู’ุบู„โ€ฌ ูŽ โ€ซุณ ุงู„ู’ุบูŽุงู„โ€ฌ ูŽ โ€ซูˆุจ ู„ูŽู’ูŠโ€ฌ Di manakah tempat berlindung jika Allah sudah mengejar, Dan Asyramlah yang terkalahkan dan bukan yang menang. Ibnu Hisyam mengatakan "Al-ababil berarti kawanan, dan masyarakat Arab tidak menggunakan kata itu dalam bentuk mufrad tunggal. Sedangkan as-sijjil, Yunus an-Nahwi dan Abu 'Ubaidah memberitahuku bahwa menurut masyarakat Arab, kata itu berarti yang sangat keras." Dia mengatakan "Beberapa orang ahli tafsir menyebutkan bahwa keduanya berasal dari bahasa Persi yang oleh masyarakat Arab dijadikan sebagai satu kata, di mana kata as-sanaj berarti batu sedangkan at-jill berarti tanah liat." Lebih lanjut, dia mengatakan "Dan batu itu berasal dari kedua jenis tersebut, yaitu batu dan tanah liat." Dia juga mengatakan "Kata al-'ashf berarti daun tanaman yang belum dipotong. Bentuk mufradnya adalah 'ashfah. Sampai di sini apa yang diucapkannya. Hammad bin Salamah meriwayatkan dari 'Amir, dari Zurr, dari 'Abdullah dan Abu Saiamah bin โ€žAbdirrahman, โ€ซุฃูŽุจูŽุงุจููŠู„โ€ฌ ูŽ โ€ซุทูŽู’ู’ูŠุงโ€ฌ dia mengatakan "Yaitu beberapa kawanan burung." Ibnu โ€žAbbas mengatakan dan "Ababil adh-Dhahhak berarti sebagian mengikuti sebagian lainnya." Al-Hasan alBashri dan "Ababil berarti Mujahid Qatadah yang mengemukakan sangat mengatakan banyak," "Ababil berarti sekumpulan yang saling mengikuti dan berkumpul." Sedangkan Ibnu Zaid mengatakan โ€œAl-ababil berarti yang berbeda-beda, yang datang dari semua penjuru.โ€. Al-Kisa-i menyebutkan โ€œAku pernah mendengar beberapa orang ahli nahwu mengatakan 'Bentuk tunggal dari kata abaabiil adalah ibiilโ€. Firman Allah Ta'ala โ€ซูƒูˆู„โ€ฌ ู ู’โ€ซูŽู‘ู…ุฃโ€ฌ โ€ซุตูโ€ฌ ู’ โ€ซููŽ ูŽุฌ ูŽุนู„ูŽ ูู‡ ู’ู… ูŽูƒ ูŽุนโ€ฌ "Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan." Sa'id bin Jubair mengatkan "Yakni, jerami yang kaum awam menyebutnya dengan habur," Dan dalam sebuah riwayat dari Sa'id, yaitu daun gandum. Dan dari Ibnu โ€žAbbas, al-'ashf berarti kulit yang ada di atas biji, semacam penutup pada biji gandum, Ibnu Zaid mengatakan "Al- 'ashf berarti daun tanaman atau daun kol jika dikotori dimakan sehingga oleh binatang, menjadi lalu kotoran." Artinya, bahwa Allah Tabaaraka wa Ta'ala membinasakan, mengembalikan melenyapkan, mereka dengan dan tipu muslihat dan kemarahan mereka. Dan mereka tidak mendapatkan kebaikan sama sekali. Mereka dibinasakan secara keseluruhan dan tidak ada seorang pun dari mereka yang kembali memberitahu melainkan dalam sebagaimana mereka, keadaan yang dialami Abrahah. menggambarkan Di hal terluka, oleh antara tersebut raja yang adalah sya'ir 'Abdullah bin az-Zab'ari berikut ini2 Mereka mundur menyingkir dari tengah kota Makkah, sesungguhnya kota Makkah itu kesuciannya tidak dapat diusik Pada malam-malam yang dijaga tersebut bintang asy-Syi'ra tidak pernah muncul karena tidak ada seorang manusia pun yang mampu menjamahnya Tanyakan kepada komandan pasukan tentangnya, apa yang dia lihat, maka orang yang mengetahuinya akan memberitahukannya kepada orang-orang yang tidak mengetahuinya. 2 Dalam versi cetak syair ada teks arab-nya. ~Ibnu Majjah Enampuluh ribu prajurit tidak kembali ke negerinya, bahkan prajurit yang kembali dalam keadaan sakit akhirnya meninggal dunia. Dahulu pernah datang ke sana bangsa/kaum 'Aad dan Jurhum sebelum mereka, namun Allah dari atas hambahambanya selalu menegakkannya menjaganya. Dan kami penafsiran telah surat sampaikan al-Fath3 pada bahwasanya Rasulullah โ€ซุตู„ูŠ ุงู‡ู„ู„ ุนู„ูŠูˆ ูˆุณู„ู…โ€ฌ, ketika beliau pada saat terjadi peristiwa Hudaibiyah menuruni lembah, tiba-tiba unta beliau menderum. Kemudian menghardiknya, tetapi duduk 3 menderum. unta Kemudian mereka itu tetap mereka Ayat ke-26. berkata, al-Qushwaโ€Ÿ duduk mengembik. Maka Rasulullah โ€ซุตู„ูŠ ุงู‡ู„ู„ ุนู„ูŠูˆ ูˆุณู„ู…โ€ฌ bersabda โ€ซุต ูŽูˆุงุกู ูŽูˆูŽู…ุง ุฐูŽ ูŽุงูƒ ู„ูŽู€ ูŽู‡ุง ููุจูู„ูู‚ ูŽูˆู„ูŽูƒู ู’ู†โ€ฌ ู’ โ€ซูŽู…ุง ูŽุฎ ูŽูŽู„โ€ฌ ู’ โ€ซูŽุช ุงู„ู’ ูŽู‚โ€ฌ ู โ€ซุงู„ ูŽูˆุงู„ูŽู‘ ูุฐูŠ ู†ูŽู€ ู’ู ูุณูŠ ุจููŠูŽ ูุฏู‡ู ูŽุงู„โ€ฌ ูŽ ูŽโ€ซุณ ุงู„ู’ ูู ููŠู„ ูุซูŽู‘ ู‚โ€ฌ ู โ€ซูŽุญุจูŽ ูŽุณ ูŽู‡ุง ูŽุญุงุจโ€ฌ ู โ€ซูŠุณุฃูŽู„ู ููˆู† ุฎุทูŽู‘ุฉ ูŠู€ุนุธูู‘ู…ูˆ ูŽู† ูููŠู‡ุง ุญุฑู…โ€ฌ โ€ซุงุช ุงู„ู„ูŽู‘ ููˆ ุฅููŽู‘ุงู„โ€ฌ ูŽู ู ูŽ ู ูŽู ู ู’ูŽ โ€ซูŽุฌู’ุจุชูู€ ูู‡ ู’ู… ุฅูู„ูŽู’ูŠู€ ูŽู‡ุงโ€ฌ ูŽโ€ซุฃโ€ฌ "Al-Qushwa' tidak mengembik dan itu bukan sifatnya. Tetapi ia telah dihalangi oleh apa yang menghalangi gajah." Kemudian beliau bersabda- "Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, pada hari ini mereka tidak akan menuntut bagian dariku, yang padanya mereka mengagungkan apa-apa yang ada di sisi Allah melainkan Dia menjadikan mereka menyukainya.โ€ Kemudian beliau menghardik unta tersebut, maka unta itu pun akhir-nya mau berdiri. Hadits tersebut termasuk hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari sendirian. Dan dalam kitab ash-Shahihain disebutkan bahwa Rasulullah โ€ซุตู„ูŠ ุงู‡ู„ู„ ุนู„ูŠูˆ ูˆุณู„ู…โ€ฌ bersabda pada hari Fat-hu Makkah ู ู‘ูŽ ู‘ูŽ ู ูŽ ู‘ูŽโ€ซูŠู„ ูŽูˆ ูŽุณู„โ€ฌ ูโ€ซุท ูŽุนู„ูŽู’ูŠู€ ูŽู‡ุง ูŽุฑ ูุณูˆู„ูŽูˆโ€ฌ ูŽ โ€ซุณ ูŽุน ู’ู† ูŽู…ูƒุฉูŽ ุงู„ู’ูโ€ฌ ูŽ ูŽโ€ซุฅ ูŽู‘ู† ุงู„ู„ูˆูŽ ูŽุญุจโ€ฌ ูู โ€ซุช ูุญู’ุฑูŽู…ุชูู€ ูŽู‡ุง ุงู„ู’ูŠูŽู€ ู’ูˆูŽู… ูŽูƒ ูุญู’ุฑูŽู…ุชู ูŽู‡ุงโ€ฌ ู’ โ€ซูŠ ูŽูˆุฅูู†ูŽู‘ูˆู ู‚ูŽ ู’ุฏ ูŽุน ูŽุงุฏโ€ฌ ูŽ โ€ซูŽูˆุงู„ู’ ูู… ู’ุคู…ู†โ€ฌ ู ูŽโ€ซุณ ุฃูŽุงู„ูŽููŽู€ ู’ู„ูŠุจู€ู„ูู‘ ู ุงู„โ€ฌ ูโ€ซูŽู‘ุงู‰ ูุฏ ุงู„ู’ุบูŽุงุจโ€ฌ ู โ€ซุจู ู’ุงุฃู„ูŽ ู’ู…โ€ฌ โ€ซุจโ€ฌ ูŽู ูŽ Sesungguhnya pasukan Gajah Makkah. Dan Allah dari Dia menahan memasuki kota menguasakan kota Makkah kepada Rasul-Nya dan orangorang yang beriman. Dan sesungguhnya kehormatan kota Makkah pada hari ini telah kembali seperti kehormatannya kemarin. Ingatlah, hendaklah orang yang hadir memberitahu orang yang tidak hadir."[]