banyakRp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari
Jumlahperbandingan tenaga kerja UMKM dan UB tahun 2007-2011 . Sumber : Laporan tahunan Kementrian koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik Indonesia tahun 2011 . Diagram diatas menunjukan bahwa penyerapan tenaga kerja oleh UMKM sangat jauh lebih banyak dibandingkan dengan penyerapan oleh industri atau usaha besar.
Pasalnya usaha seni ukir relief relatif tidak mengonsumsi listrik terlalu banyak. "Seni ukir relief tidak telalu banyak membutuhkan listrik, tidak seperti usaha mebel lainnya, karena mayoritas pekerjaannya diukir dengan tenaga kerja manusia," ujar Mulyono. Baca juga: Bupati Jepara Apresiasi Toleransi Umat Beragama di Desa Tempur, Mengapa
menyebabkanUMKM yang masih didominasi oleh usaha mikro sulit untuk tumbuh menjadi usaha yang lebih besar ("naik kelas"), atau bertahan dengan usaha produktif yang berkelanjutan. Hal ini dapat diamati dari kesenjangan produktivitas yang melebar antara usaha besar dan UMKM, serta tren penurunan kontribusi nilai ekspor non migas UMKM.
Makadari itu pemilihan tempat untuk toko fisik harus memperhatikan aspek strategis. Lokasi yang dipilih seyogyanya memiliki ukuran yang luas agar bisa menampung banyak Mebel. Lokasi juga harus mudah di akses untuk memudahkan proses distribusi barang. Pastikan lokasi usaha mebel tidak terlalu dekat dengan kompetitor, agar persaingan mendapatkan
Tabel1.2. Profil Industri mebel kabupaten Jepara Tahun 2016 Jumlah unit Jumlah Volume Nilai Produksi usaha Tenaga kerja Produksi (Rp) (unit) (orang) (buah/set) 5.993 77.187 4.184.037 Sumber: Kabupaten Jepara dalam Angka, 2017 Industri mebel Kabupaten Jepara memberikan kontribusi yang dominan dalam ekspor nonmigas.
Faktorutama yang berkontribusi terhadap burnout di kalangan ahli jantung adalah terlalu banyak tugas birokrasi (52%), diikuti oleh kurangnya rasa hormat dari administrator/majikan, rekan kerja, atau staf (48%), menghabiskan terlalu banyak waktu di tempat kerja (37%), kurangnya kontrol/otonomi (34%), dan peningkatan praktik komputerisasi (34%).
pemanfaatantenaga listrik harus dikerjakan oleh Badan Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang disertifikasi oleh Lembaga sertifikasi yang terakreditasi. − Untuk jenis-jenis usaha penunjang tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang berkaitan dengan jasa konstruksi diatur tersendiri dalam peraturan perundangan di bidang jasa konstruksi.
ksH36R. Bisnis mebel memiliki peluang yang besar. Bukan hanya lokal, tetapi juga pasar luar negeri. Itu sebabnya banyak yang mencari tahu cara bisnis mebel. Kamu tertarik berbisnis mebel? Jika iya, pastikan kamu memiliki modal yang cukup. Kamu juga butuh perencanaan yang tepat. Mereka yang terjun ke bisnis mebel bukan coba-coba. Ada yang baru merintis, ada pula yang meneruskan bisnis keluarga. Orang yang meneruskan bisnis, tentu lebih matang lantaran sudah memiliki konsumen loyal. Cara bisnis mebel mereka turun-temurun alias bisnis warisan. Tidak perlu khawatir. Kamu juga tidak harus langsung menyamai prestasi bisnis mereka. Butuh waktu yang tidak sebentar sampai ke level sukses. Kamu hanya perlu mempelajari bagaimana cara bisnis mebel sampai sukses. Baca Juga Ini 8 Tips Cara Bisnis Kayu bagi Kamu yang Ingin Memulainya! Peluang Usaha Mebel yang Menggiurkan Foto Memulai usaha mebel memiliki peluang yang cukup besar. Sebetulnya hampir di setiap kota terdapat pebisnis mebel lokal. Cara bisnis mebel mereka pun berbeda-beda. Demikian pula jenis furnitur yang diproduksi oleh bisnis-bisnis ini. Mereka memproduksi furnitur seperti meja makan, meja kursi ruang tamu, lemari, tempat tidur, dan lain-lain. Bahkan ada juga yang mengirimkan produksinya ke luar negeri. Peluang usaha mebel masih menggiurkan, kendati saat ini ada banyak furnitur dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Bisnis mebel dan bisnis properti atau rumah berjalan beriringan. Selama bisnis rumah masih terus berjalan, bisnis mebel pun mengikuti. Orang memiliki rumah baru, pasti juga mengisinya dengan furnitur yang baru pula. Inilah peluang bisnis mebel yang harus kamu lihat. Bagi sebagian besar orang, mebel atau furnitur bukan sekadar perlengkapan rumah tangga, melainkan pajangan yang memiliki nilai seni tinggi. Ini adalah tantangan buat kamu, calon pebisnis mebel. Kamu harus punya inovasi produk yang tidak sekadar fungsi, tetapi juga punya nilai seni. Peluang bisnis mebel bukan hanya satu atau dua tahun saja. Jika kamu mengelolanya dengan tepat, bisnis mebel bisa diteruskan oleh anak cucu. Jadi, bisnis mebel ini berpotensi menjadi investasi jangka panjang. Kamu bisa memproduksi sendiri furnitur atau menjadi distributor. Pastinya kreativitas, keuletan, dan ketelatenan adalah salah satu cara bisnis mebel agar sukses. Baca Juga 8 Ide Bisnis Kerajinan Tangan, Berani Coba Buat? Cara Bisnis Mebel Untuk Pemula Foto Jika kamu sudah mantap untuk terjun ke bisnis ini, ada beberapa cara bisnis mebel yang harus kamu siapkan. Langkah memulai bisnis harus dipersiapkan secara matang, karena pesaingmu sebagian besar adalah pemain lama. Mengutip Business News Daily, kamu harus punya persiapan matang jika ingin memulai bisnis. Kamu juga harus punya kreativitas dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Apalagi saat ini perkembangan teknologi begitu pesat dan cepat. Berikut ini adalah langkah memulai bisnis mebel yang bisa kamu praktikkan. 1. Perencanaan yang Matang Apapun bisnis yang kamu geluti harus memiliki perencanaan yang matang. Susun rencana secara matang termasuk apa yang harus dilakukan jika bisnis mengalami kerugian. Kamu juga bisa menyusun bagaimana cara pengambilan keputusan di saat genting, dan juga dari mana modal berasal. Ini penting, karena bisnis mebel membutuhkan modal yang tidak sedikit. Tentukan sejak awal siapa yang bertanggung jawab pada produksi, ketersediaan bahan baku dan tenaga, administrasi, pemasaran, dan lain-lain. Susun rencana dengan matang agar bisnismu berjalan lancar. 2. Menentukan Target Pasar Cara bisnis mebel selanjutnya, yaitu tentukan siapa target pasarmu. Apakah kalangan rumah tangga atau perkantoran. Menentukan target pasar sejak awal akan membantumu untuk fokus dan sukses. Pertama fokuslah ke satu titik. Misalnya target pasar adalah kalangan rumah tangga. Kamu bisa mengembangkan target pasar setelah bisnismu berjalan. Target pasar juga bagian dari rencana bisnismu. 3. Lokasi Strategis Cara bisnis mebel selanjutnya, pilih lokasi yang strategis. Ini juga akan membantumu sukses dalam bisnis. Jika target pasarmu adalah rumah tangga, kamu bisa pilih di sekitar pemukiman. Sebaliknya, jika target pasarmu adalah perkantoran atau instansi pilih lokasi yang tidak jauh dari area perkantoran. Kamu juga wajib melihat pesaingmu. Makin sedikit pesaing di lokasimu, bisnismu berpotensi maju. Apalagi kamu punya daya tawar lebih, misalnya produk yang inovatif dan kreatif. Baca Juga 7 Contoh UMKM yang Bisa Menjadi Inspirasi Usahamu 4. Modal yang Cukup Bisnis tanpa modal itu tak mungkin. Itu sebabnya pastikan kamu memiliki modal atau sumber dana yang cukup. Apalagi bisnis mebel memerlukan modal yang tidak sedikit. Modal bukan hanya uang. Akan tetapi ketersediaan bahan baku, tenaga kerja yang memadai, dan proses pengerjaan yang rumit. Sekali produksi membutuhkan modal yang tidak sedikit. Pastikan kamu memiliki cukup modal untuk menutupi biaya produksi termasuk ongkos pekerja. 5. Survei Harga Pasar Kamu wajib melakukan survei pasar sebelum memulai usaha. Survey pasar dilakukan agar harga jual yang kamu patok mampu bersaing di pasaran. Survei pasar juga berguna agar kamu tidak menetapkan harga terlalu tinggi. Kamu bisa saja mematok harga lebih tinggi, jika memang produk kamu memiliki nilai lebih. Jadi, pastikan kualitas produk kamu lebih dari yang lain. Baik dari segi bahan baku yang digunakan maupun tingkat kesulitan membuatnya. 6. Menentukan Bahan Baku Cara bisnis mebel berikutnya, yaitu dengan menentukan bahan baku. Pilih bahan baku terbaik untuk furnitur produksimu. Contohnya, bila bisnis mebelmu fokus ke furnitur kayu jati, pastikan kamu menggunakan kayu jati terbaik dan berkualitas. Demikian juga dengan bahan baku lainnya. 7. Kreatif dan Inovatif Jangan lupa, kamu harus kreatif dan inovatif dalam berbisnis. Ini adalah salah satu cara bisnis mebel yang jitu. Misalnya model terbaru dan memiliki fungsi lebih dari biasanya. Kamu bisa mempelajari fungsi furnitur dan mengembangkannya, sehingga punya nilai lebih. Dengan demikian, produk kamu dijamin tidak akan kalah saing dengan furnitur luar negeri. Baca Juga 10 Peluang Usaha di Daerah Sepi yang Banyak Dicari, Coba Yuk! Tips Bisnis dan Marketing Usaha Mebel Foto Kini kamu sudah tahu cara bisnis mebel. Hal selanjutnya yang perlu kamu tahu, yaitu tips bisnis dan marketing usaha mebel. Agar sukses menjalani bisnis mebel, kamu tentunya harus memperhatikan aspek pemasaran. Marketing yang baik, akan membuat produkmu makin dikenal banyak orang. Apa saja tipsnya? Berikut ini tips bisnis dan marketing usaha mebel. 1. Ikuti Berbagai Pameran Setelah mengetahui cara bisnis mebel untuk pemula, yang tidak boleh dilupakan adalah marketing. Ya, pemasaran atau marketing adalah jantung dari bisnis. Kamu bisa memasarkan mebel produksimu melalui berbagai media, baik secara offline maupun online. Pemasaran offline bisa dengan membuka booth pameran di mall. Bawa produk unggulan bisnis mebelmu dan sertakan pula brosur yang berisi katalog produk. Jangan lupa beri nomor kontak yang mudah dihubungi oleh calon pelangganmu. 2. Lakukan Pemasaran secara Online Untuk pemasaran online, kamu bisa mempromosikannya melalui media sosial. Tunjukkan foto dan video furnitur karyamu untuk menarik perhatian audiens. Kamu juga bisa membuat situs web yang berisi katalog, testimoni, cara pemesanan, dan proses produksi. Tujuannya agar konsumen makin percaya dan yakin dengan produk furniturmu. Baca Juga 8 Strategi Website Pemasaran yang Efektif untuk Bisnis 3. Ikut Asosiasi Pengusaha Mebel Tips bisnis dan marketing usaha mebel lainnya, yaitu bergabung dengan asosiasi atau perkumpulan pengusaha mebel. Kendati punya usaha yang sama, sesama pengusaha pasti saling memberi masukan dan bantuan. Bahkan bisa bermitra untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Kamu juga bisa mendapatkan informasi tentang penjualan ke luar negeri atau penyedia bahan baku berkualitas dari asosiasi yang kamu ikuti. 4. Kolaborasi dengan Bisnis Lain Seperti yang disebutkan sebelumnya, bisnis mebel berkaitan erat dengan bisnis properti. Ini peluangmu untuk melakukan kerja sama dengan bisnis lain. Kamu bisa bekerja sama dengan bisnis properti untuk pengadaan furnitur rumah contoh. Bisa pula bekerja sama dengan perusahaan arsitektur dan desain interior untuk pengadaan furnitur. Nah, demikian ulasan terkait cara bisnis mebel dan tips marketing yang jitu. Silakan mencobanya pada bisnis mebel yang kamu rintis.
Para pengrajin mebel di Jepara, Indonesia. Foto oleh Murdani Usman/CIFOR. Bacaan terkait Produk mebel berbahan baku kayu mahoni dan jati merupakan tulang punggung perekonomian Kabupaten Jepara, Jawa Tengah yang telah mendapatkan pengakuan dunia karena kualitas dan keberlanjutannya. Industri ini memberi mata pencaharian bagi ribuan usaha skala kecil unggulan di Indonesia. Saat ini para pengrajin kayu dihadapkan pada persaingan global yang terus meningkat dan kesulitan dari proses produksi yang tidak efisien, tingkat organisasi yang rendah, serta keterbatasan akses pendanaan. Konsumen dari manca negara memiliki peran penting bagi masa depan serta daya saing industri mebel Jepara yang telah berlangsung selama berabad-abad. Industri ini juga telah menyumbang kurang lebih $187 juta bagi pendapatan ekspor Indonesia di tahun 2019. Di saat yang sama, volume dan nilai ekspor mebel mengalami penurunan sejak krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008, diikuti dengan lonjakan investasi dari sektor lain di Jepara, seperti tekstil, karena tingkat upah minimum yang rendah di wilayah tersebut. Kondisi ini membuat banyak perusahaan mebel skala kecil di Jepara kehilangan banyak tenaga kerja akibat sektor industri lain yang menawarkan upah lebih tinggi dan kondisi lebih baik, termasuk perlindungan asuransi. Para pekerja di sektor mebel lokal – khususnya perempuan – mendapat upah di bawah rata-rata industri pesaing, tanpa adanya tunjangan tambahan. Selain itu, para pesaing dengan skala yang lebih besar memiliki aturan yang lebih ketat di pasar ekspor, seperti kapasitas produksi minimum serta proses produksi yang harus sesuai standar, hal yang tidak dimiliki oleh industri mebel dengan satu atau dua orang pekerja. Akibatnya, jumlah produsen mebel di Jepara mengalami penurunan dari total produsen pada tahun 2011 menjadi sekitar produsen pada 2018, menurut sensus yang telah dilakukan. Sebagai upaya dalam membantu mengatasi ketidakseimbangan ini, Pusat Penelitian Kehutanan Internasional CIFOR menjalankan proyek riset berdurasi lima tahun dengan tujuan meningkatkan efisiensi produsen mebel kayu mahoni dan jati di Jepara, serta meningkatkan mata pencaharian mereka. Melalui pendanaan dari Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia ACIAR dan kolaborasi dengan berbagai lembaga pemerintahan Indonesia di tingkat nasional dan lokal, prakarsa ini telah mengarah pada pembentukan Asosiasi Produsen Mebel Skala Kecil APKJ Jepara pada tahun 2008, kerja sama berjangka 10 tahun yang menghasilkan peraturan daerah untuk mengembangkan industri mebel. “APKJ menjadi contoh bagaimana produsen skala kecil dapat mengatur diri mereka sendiri,” kata Ahmad Dermawan, peneliti CIFOR yang mempelajari dampak dari proyek ini. “Para anggota memiliki akses yang lebih baik ke pasar melalui partisipasi mereka dalam berbagai pameran dagang. Mereka juga memiliki lebih banyak peluang untuk memperluas jaringan dan menyuarakan masalah sosial dan politik di Jepara.” Para anggota kelompok ini telah berhasil meningkatkan pendapatan mereka melalui program pelatihan teknik produksi dan pemasaran digital, serta mendapatkan izin usaha yang semula tidak mampu untuk didapatkan karena keterbatasan biaya. Mereka juga berkesempatan untuk mendapatkan sertifikasi di bawah Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu Indonesia atau yang dikenal dengan SVLK, yang diperlukan dalam mengakses pasar internasional seperti Uni Eropa dan Australia. Sistem sertifikasi ini memberikan jaminan kepada konsumen bahwa kayu yang digunakan untuk menghasilkan produk tidak bersumber dari pembalakan liar. Sistem SVLK – yang diperkenalkan pada tahun 2009 – telah menjadi model dan diikuti oleh negara-negara lain, termasuk Cina, Ghana, Malaysia, dan Vietnam – negara-negara ini mempertimbangkan skema serupa dalam mengakses pasar yang membutuhkan cap persetujuan SVLK. Pada tahun 2016, Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang mendapatkan pengakuan UE untuk sistem legalitas kayunya. Amerika Serikat, yang sekarang menyumbang lebih dari 40 persen ekspor mebel dari Indonesia, juga memerlukan sertifikasi SVLK untuk produk kayunya. Namun, masih banyak komunitas produsen mebel skala kecil di Jepara yang belum mampu untuk menganut sistem tersebut. APKJ hanya berhasil meningkatkan jumlah anggotanya dari 60 menjadi 130 produsen sejak didirikan tahun 2008. Asosiasi ini juga tidak memiliki sumber dana yang cukup untuk melakukan perluasan jaringan karena tidak membebankan iuran keanggotaan. “Rendahnya tambahan anggota baru dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa mengajak produsen skala kecil menjadi anggota sebuah kelompok bukanlah tugas yang mudah,” ujar Dermawan. “Dari kuesioner yang kami kirim ke para pengrajin mebel, masih banyak pengrajin yang sama sekali tidak mengetahui keberadaan APKJ. Masih banyak yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pendanaan bagi kepentingan anggota asosiasi ini.” Peraturan Daerah Jepara No. 2 Tahun 2014 juga memiliki keterbatasan dalam “melindungi, memberdayakan, dan mendorong” industri mebel lokal. Selanjutnya, dibutuhkan pembuatan tempat penimbunan kayu untuk tujuan penyimpanan dan pengiriman produk, dan klinik SVLK untuk membantu para produsen dalam mencapai standar sertifikasi ekspor tergantung dari anggaran pemerintah pusat. Selain itu, peraturan daerah ini juga belum memiliki pedoman teknis pada enam pilar utama produk standar kualitas ekspor; perlindungan asuransi; pendaftaran dan pemutakhiran data produsen mebel; pendidikan dan pelatihan; pembentukan dewan industri; dan pendirian unit pembiayaan untuk para produsen mebel. Pergantian personil pemerintahan juga menjadi penghambat dalam implementasi peraturan daerah ini, karena hanya sedikit pejabat yang memahaminya. “Besarnya dampak peraturan daerah bergantung pada penyelesaian pedoman teknis,” tambah Dermawan. “Pemerintah daerah perlu mengubah prioritas kebijakan, mengalokasikan dana, dan membuat kesepakatan dengan pejabat lokal.” Kesejahteraan dan mata pencaharian dari bisnis mebel skala kecil di Jepara dapat ditingkatkan secara signifikan melalui organisasi dan peraturan yang efektif. Seiring meningkatnya kesadaran dan kerja sama industri mebel Indonesia, maka industri ini akan semakin kuat serta dapat menjadi percontohan bagi dunia untuk diikuti, tambah Dermawan lagi. Kebijakan Hak CiptaKami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike International CC BY-NC-SA Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews
Yogyakarta - Industri mebel dan kerajinan membutuhkan banyak tenaga kerja, terutama yang ahli dalam penggarapan akhir mebel atau finishing. Sebab, penggarapan akhir merupakan puncak karya yang marketable.“Industri mebel meminta kami untuk melatih tenaga kerja, terutama di finishing. Itu kebutuhan yang mendesak,” kata Tevi Dwi Kurniaty, Kepala Balai Diklat Industri Yogyakarta, di sela-sela pelatihan tenaga kerja, Rabu, 30 Mei Industri Mebel dan Kerajinan Jadi Tumpuan Saat Krisis Industri Furniture Asosiasi Permebelan dan Kerajinan Indonesia Asmindo menggandeng Kementerian Perindustrian untuk melatih hingga melakukan uji kompetensi bagi tenaga kerja di bidang mebel. Setiap pelatihan diikuti 50-an peserta. Mereka dilatih hingga mahir dan mendapatkan sertifikat mahir di dilatih lewat pendidikan vokasi keahlian melalui program link and match dengan sekolah menengah kejuruan yang mempunyai jurusan perkayuan dan mesin. Selain itu dengan melakukan pendidikan dan pelatihan three in one berbasis pendidikan, sertifikasi keahlian, serta penempatan.“Karena ini permintaan industri, setelah ikut pelatihan bisa langsung kerja,” ujar Standard pendidikan dan pelatihan ini mengacu pada Sistem Kompetensi Kerja Nasional Indonesia bidang industri furnitur yang sudah ditetapkan Kementerian Ketenagakerjaan. Setiap unit kompetensi harus diujikan untuk kemudian mendapatkan sertifikat keahlian yang dikeluarkan Badan Nasional Standardisasi Ketua Asmindo Daerah Istimewa Yogyakarta Irsyam Sigit Wibowo, keahlian dalam finishing mebel memang sangat penting. Sebab, hasil akhir produk mebel inilah yang bisa menaikkan harga menjelaskan, meskipun industri mebel diserang perusahaan besar dari luar negeri, perajin mebel masih tetap bertahan. Nilai ekspor mebel dua tahun lalu mencapai US$ 1,8 miliar. Sedangkan tahun lalu diakui turun menjadi US$ 1,6 miliar.“Secara nasional, ekspor mebel paling tinggi masih ke Cina, Amerika, lalu Eropa. Kami membuka peluang ekspor ke Eropa timur,” ucap Irsyam.