Contoh: MgCl2 , MgSO4 , CaCO3 , CaO , atom Mg dan Ca pada senyawa tersebut mempunyai bilangan oksidasi +2. Contoh soal : Tentukan bilangan oksidasi unsur penyusun suatu senyawa atau ion yang ditulis tebal berikut ini : a. CrO42-. b. Ba(OH)2. Penyelesaian : 76 a.
Bilanganoksidasi suatu unsur dalam suatu ion tunggal sama dengan muatannya. Misalnya, bilangan oksidasi S dalam ion S2- adalah -2, biloks Fe dalam ion Fe3+ adalah +3. Bilangan oksidasi H = +1, kecuali dalam senyawa logam, bilangan oksidasi H = -1. Contoh, bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = -1. Bilangan oksidasi O umumnya = -2.
CONTOH11.1 Tentukan bilangan oksidasi atom logam pusat yang ter-koordinasi dalam senyawa berikut: a. bermuatan positif terlebih dahulu baru yang bermuatan negatif. 2. Dalam tiap ion kompleks atau kompleks netral: atom pusat (logam) dituliskan dahulu, disusul ligan bermuatan negatif lalu ligan netral dan terakhir ligan bermuatan positif
Denganmemahami aturan di atas kita dapat menentukan bilangan oksidasi suatu atom dalam senyawa atau ion. Contoh Tentukan bilangan oksidasi Cl dalam CaCl2 Bilok Ca = +2 (aturan 3) (bilok Ca) + (2 x bilok Cl) = 0 2 + (2 x bilok Cl) = 0 bilok Cl = -1 Tentukan bilangan oksidasi S dalam H2SO 4 Bilok H = +1 (aturan 4) Bilok O = -2 (aturan 5)
Reaksiini termasuk reaksi redoks. Reaksi redoks merupakan kependekn dari Reaksi Reduksi Oksidasi. Konsep reaksi redoks mengalami perkembangan. Adapun perkembangan konsep reaksi redoks adalah sebagai berikut : Tentukan bilangan oksidasi Cl adalam ion ClO 3 − ! , reduktor, hasil reduksi dan hasil oksidasi dalam reaksi berikut ! 2Al(s)
Tentukanke 4 bilangan kuantum untuk elektron terakhir dengan nomer atom berikut 7 11 14 beserta caranya - on study-assistant.com. Tentukan ke 4 bilangan kuantum untuk elektron terakhir dengan nomer atom berikut 7 11 14 beserta caranya. Jawaban: 1 Buka kunci jawaban. Jawaban. Jawaban diposting oleh: agus7400. 7=1s2 2s2 2p3 n
Daritabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: Bilangan oksidasi atom dalam unsur = nol Contoh: Bilangan oksidasi Al dan Cu adalah nol Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalam senyawa = nol Contoh: Biloks H2SO4 = nol. Berarti, jumlah b.o atom H b.o atom S b.o atom O adalah nol Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalam ion = muatan ion
Bilanganoksidasi atom adalah muatan listrik yang dimiliki suatu atom dalam sebuah senyawa. Contoh: biloks HCl adalah 0, biloks Mg 2+ adalah +2, dan biloks F-adalah -1. Penentuan bilangan oksidasi/biloks atom: Unsur bebas di alam memiliki biloks 0. Contoh: H 2, N 2, O 2, P 4, S 8, Fe, Mn, Ca. Ion memiliki biloks yang sama dengan nilai muatannya.
3MJSQy. Unduh PDF Unduh PDF Dalam kimia, istilah oksidasi dan reduksi merujuk pada reaksi-reaksi di mana sebuah atom atau sekumpulan atom, berurutan, kehilangan atau mendapat elektron. Bilangan oksidasi adalah bilangan yang ditetapkan pada atom atau sekumpulan atom yang membantu ahli kimia melacak banyaknya elektron yang tersedia untuk transfer dan jika reaktan yang diberikan teroksidasi atau tereduksi dalam sebuah rekasi. Proses penetapan bilangan oksidasi pada atom dapat beragam dari yang sangat mudah hingga yang cukup rumit, berdasarkan muatan dalam atom dan komposisi kimia dari molekul penyusunnya. Untuk membuat semuanya lebih rumit, beberapa atom memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi. Untungnya, penetapan bilangan oksidasi dilakukan dengan peraturan yang jelas dan mudah untuk diikuti, meskipun pengetahuan kimia dasar dan aljabar akan membuat penjelasan peraturan ini jauh lebih mudah. 1 Tentukan jika zat-zat dalam pertanyaan adalah unsur. Atom unsur bebas selalu memiliki bilangan oksidasi 0. Hal ini berlaku untuk atom-atom yang bentuk unsurnya terdiri dari atom tunggal, maupun atom-atom yang bentuk unsurnya diatomik atau poliatomik. Misalnya, baik Als maupun Cl2 memiliki bilangan oksidasi 0 karena keduanya merupakan bentuk unsur yang tidak terikat dengan unsur lain. Perhatikan bahwa bentuk unsur Belerang, S8, atau oktasulfur, meskipun tidak normal, juga memiliki bilangan oksidasi 0. 2 Tentukan jika zat-zat dalam pertanyaan adalah ion. Ion memiliki bilangan oksidasi yang sama dengan muatannya. Hal ini berlaku untuk ion-ion yang tidak terikat dengan unsur-unsur lain, maupun ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa ionik. Misalnya, ion Cl- memiliki bilangan oksidasi -1. Ion Cl masih memiliki bilangan oksidasi -1 saat Cl merupakan bagian dari senyawa NaCl. Karena ion Na, secara definisi, memiliki muatan +1, kita tahu bahwa ion Cl memiliki muatan -1, sehingga bilangan oksidasinya tetap -1. 3 Ketahui bahwa ion logam mungkin memiliki beberapa bilangan oksidasi. Banyak unsur-unsur logam memiliki lebih dari satu muatan. Misalnya, logam Besi Fe dapat berupa ion dengan muatan +2 atau +3. [1] Muatan ion logam dan dengan demikian bilangan oksidasinya dapat ditentukan, baik dalam kaitannya dengan muatan atom-atom penyusun lain dalam senyawa, atau, saat ditulis dalam bentuk teks dengan notasi bilangan romawi seperti dalam kalimat, Ion besi III memiliki muatan +3.. Misalnya, ayo periksa senyawa yang mengandung ion logam aluminium. Senyawa AlCl3 memiliki muatan keseluruhan 0. Karena kita tahu bahwa ion Cl- memiliki muatan -1 dan ada 3 ion Cl- dalam senyawa, ion Al pasti memiliki muatan +3 sehingga jumlah muatan keseluruhan semua ion adalah 0. Dengan demikian, bilangan oksidasi Al adalah +3. 4 Tetapkan bilangan oksidasi -2 pada oksigen tanpa perkecualian. Dalam hampir semua kasus, atom oksigen memiliki bilangan oksidasi -2. Ada beberapa perkecualian dalam peraturan ini Saat oksigen berada dalam bentuk unsur O2, bilangan oksidasinya adalah 0, karena ini adalah peraturan untuk semua atom unsur. Saat oksigen merupakan bagian dari peroksida, bilangan oksidasinya adalah -1. Peroksida adalah kelas senyawa yang mengandung ikatan tunggal oksigen-oksigen atau anion peroksida O2-2. Misalnya, dalam molekul H2O2 hidrogen peroksida, oksigen memiliki bilangan oksidasi dan muatan -1. Juga, saat oksigen merupakan bagian dari superoksida, bilangan oksidasinya adalah -0,5. Saat oksigen terikat dengan fluor, bilangan oksidasinya adalah +2. Lihat peraturan Fluor di bawah ini untuk informasi lebih lanjut. Dalam O2F2, bilangan oksidasinya adalah +1. 5 Tetapkan bilangan oksidasi +1 untuk hidrogen tanpa perkecualian. Seperti oksigen, bilangan oksidasi hidrogen termasuk kasus khusus. Pada umumnya, Hidrogen memiliki bilangan oksidasi +1 kecuali, seperti di atas, dalam bentuk unsurnya, H2. Akan tetapi, dalam kasus senyawa khusus yang disebut hidrida, hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1. Misalnya, dalam H2O, kita tahu bahwa hidrogen memiliki bilangan oksidasi +1 karena oksigen memiliki muatan -2 dan kita perlu membutuhkan muatan 2+1 untuk membuat muatan senyawanya nol. Akan tetapi, dalam natrium hidrida, NaH, hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1 karena muatan ion memiliki muatan +1, dan agar jumlah muatan senyawa sama dengan nol, muatan hidrogen dan dengan demikian bilangan oksidasinya harus sama dengan -1. 6Fluor selalu memiliki bilangan oksidasi -1. Seperti yang ditulis di atas, bilangan oksidasi unsur-unsur tertentu dapat berbeda karena beberapa faktor ion logam, atom oksigen dalam peroksida, dll. Akan tetapi, Fluor, memiliki bilangan oksidasi -1, yang tidak pernah berubah. Hal ini karena fluor adalah unsur paling elektronegatif – dengan kata lain, fluor adalah unsur yang paling tidak mungkin menyerahkan elektron miliknya dan paling mungkin mengambil atom unsur lain. Dengan demikian, muatannya tidak berubah. 7 Buatlah bilangan oksidasi dalam senyawa sama dengan muatan senyawa. Bilangan oksidasi dari semua atom dalam senyawa harus berjumlah sama dengan muatan senyawa. Misalnya, jika sebuah senyawa tidak memiliki muatan, bilangan oksidasi dari setiap atomnya harus berjumlah nol; jika senyawanya adalah ion poliatomik dengan muatan -1, bilangan oksidasinya harus berjumlah -1, dst. Ini adalah cara yang baik untuk memeriksa pekerjaan Anda – jika bilangan oksidasi dalam senyawa tidak berjumlah sama dengan muatan senyawa Anda, Anda tahu bahwa Anda telah menetapkan satu bilangan oksidasi atau lebih yang salah. Iklan 1 Carilah atom-atom tanpa peraturan bilangan oksidasi. Beberapa atom tidak memiliki peraturan khusus tentang bilangan oksidasi. Jika atom Anda tidak muncul dalam peraturan di atas dan Anda tidak yakin besar muatannya misalnya, jika atom merupakan bagian dari senyawa yang lebih besar dan dengan demikian muatan masing-masing tidak ditunjukkan, Anda dapat mencari bilangan oksidasi atom dengan proses eliminasi. Pertama, Anda akan menentukan oksidasi dari semua atom dalam senyawa, kemudian Anda hanya menyelesaikan atom yang belum diketahui berdasarkan muatan total senyawa. Misalnya, dalam senyawa Na2SO4, muatan Belerang S belum diketahui – atom tidak dalam bentuk unsur, sehingga bilangan oksidasinya bukan 0, tetapi hanya itu yang kita ketahui. Ini adalah contoh yang baik untuk cara penentuan bilangan oksidasi aljabar ini. 2 Carilah bilangan oksidasi unsur-unsur lain yang sudah diketahui dalam senyawa. Menggunakan peraturan penetapan bilangan oksidasi, tetapkan bilangan-bilangan oksidasi atom-atom lain dalam senyawa. Hati-hati untuk kasus khusus seperti O, H, dll. Dalam Na2SO4, kita tahu bahwa, berdasarkan peraturan kita, ion Na memiliki muatan dan dengan demikian bilangan oksidasinya +1 dan atom oksigen memiliki bilangan oksidasi -2. 3 Kalikan banyaknya atom dengan bilangan oksidasinya. Sekarang, karena kita mengetahui bilangan oksidasi dari semua atom kita kecuali yang belum diketahui, kita harus mempertimbangkan fakta bahwa beberapa atom-atom ini mungkin muncul lebih dari sekali. Kalikan setiap koefisien bilangan setiap atom ditulis kecil di bawah setelah simbol kimia atom dalam senyawa dengan bilangan oksidasinya. Dalam Na2SO4, kita tahu bahwa ada 2 atom Na dan 4 atom O. Kita akan mengalikan 2 × +1, bilangan oksidasi Na, untuk mendapatkan jawaban 2, dan kita akan mengalikan 4 × -2 , bilangan oksidasi O, untuk mendapatkan jawaban -8. 4 Jumlahkan hasilnya. Menjumlahkan hasil dari perkalian Anda akan menghasilkan bilangan oksidasi senyawa tanpa menghitung bilangan oksidasi dari atom Anda yang belum diketahui bilangannya. Dalam contoh Na2SO4 kita, kita akan menjumlahkan 2 dengan -8 untuk mendapatkan -6. 5 Hitunglah bilangan oksidasi yang belum diketahui berdasarkan muatan senyawa. Sekarang, Anda memiliki semua yang Anda butuhkan untuk mencari bilangan oksidasi yang belum diketahui menggunakan aljabar sederhana. Buatlah persamaan jawaban Anda dalam langkah sebelumnya, ditambah dengan bilangan oksidasi yang belum diketahui sama dengan muatan keseluruhan senyawa. Dengan kata lain Jumlah bilangan oksidasi yang diketahui + bilangan oksidasi yang belum diketahui, yang dicari = muatan senyawa.Dalam contoh Na2SO4 kita, kita akan menyelesaikannya sebagai berikut Jumlah bilangan oksidasi yang diketahui + bilangan oksidasi yang belum diketahui, yang dicari = muatan senyawa -6 + S = 0 S = 0 + 6 S = 6. S memiliki bilangan oksidasi 6 dalam Na2SO4. Iklan Atom-atom dalam bentuk unsur selalu memiliki bilangan oksidasi 0. Ion monoatomik memiliki bilangan oksidasi setara dengan muatannya. Logam 1A dalam bentuk unsur, seperti hidrogen, litium, dan natrium, memiliki bilangan oksidasi +1; logam 2A dalam bentuk unsur, seperti magnesium dan kalsium, memiliki bilangan oksidasi +2. Baik hidrogen dan oksigen memiliki dua bilangan oksidasi berbeda yang mungkin bergantung pada ikatannya. Dalam senyawa, jumlah semua bilangan oksidasinya harus sama dengan 0. Jika ada ion yang memiliki 2 atom, misalnya, jumlah bilangan oksidasinya harus sama dengan muatan ionnya. Sangat membantu untuk mengetahui cara membaca tabel periodik unsur dan letak logam dan non logam. Iklan Hal yang Anda Butuhkan Tabel periodik unsur Akses internet, buku paket kimia, atau keduanya Kertas, pena atau pensil Kalkulator Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
Dalam artikel sebelumnya telah dijelaskan mengenai perkembangan konsep reaksi redoks reduksi-oksidasi, salah satunya adalah reaksi kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. Apa yang dimaksud dengan bilangan oksidasi dan bagaimana cara kita menentukannya? Pengertian Bilangan Oksidasi Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang menunjukkan ukuran kemampuan suatu atom untuk melepas atau menangkap elektron dalam pembentukan suatu senyawa. Nilai bilangan oksidasi menunjukkan banyaknya elektron yang dilepas atau ditangkap, sehingga bilangan oksidasi dapat bertanda positif maupun negatif. Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi Unsur Kita dapat menentukan besarnya bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa dengan mengikuti aturan berikut ini. 1. Unsur bebas misalnya H2, O2, N2, Fe, dan Cu mempunyai bilangan oksidasi = 0. Contoh ● Bilangan oksidasi H dalam H2 adalah 0. ● Bilangan oksidasi Fe dalam Fe adalah 0. 2. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalam senyawa hidrida, bilangan oksidasi H = −1. Contoh ● Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1 ● Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah –1. 3. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = −2, kecuali dalam senyawa peroksida, bilangan oksidasi O = −1. Contoh ● Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, dan Na2O adalah –2. ● Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 adalah –1. 4. Unsur F selalu mempunyai bilangan oksidasi = −1. 5. Unsur logam mempunyai bilangan oksidasi selalu bertanda positif. Contoh ● Golongan IA logam alkali Li, Na, K, Rb, dan Cs bilangan oksidasinya = +1. ● Golongan IIA logam alkali tanah Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba bilangan oksidasinya = +2. 6. Bilangan oksidasi ion tunggal = muatannya. Contoh Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe2+ adalah +2. 7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0. Contoh Dalam senyawa H2CO3 berlaku 2 biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O = 0. 8. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion. Contoh Dalam ion NH4+ berlaku 1 biloks N + 4 biloks H = +1. Contoh Soal dan Pembahasan 1. Tentukan bilangan oksidasi S dalam SO3! Jawab Jumlah bilangan oksidasi SO3 = 0 Jumlah bilangan oksidasi O = -2 Maka ⇒ S + 3 × O = 0 ⇒ S + 3 × -2 = 0 ⇒ S + -6 = 0 ⇒ S = 0 + 6 ⇒ S = 6 Jadi, bilangan oksidasi S dalam SO3 adalah 6. 2. Tentukan bilangan oksidasi S dalam SO2! Jawab Jumlah bilangan oksidasi SO2 = 0 Jumlah bilangan oksidasi O = -2 Maka ⇒ S + 2 × O = 0 ⇒ S + 2 × -2 = 0 ⇒ S + -4 = 0 ⇒ S = 0 + 4 ⇒ S = 4 Jadi, bilangan oksidasi S dalam SO2 adalah 4. 3. Tentukan biloks F dalam FeO! Jawab Jumlah bilangan oksidasi FeO = 0 Jumlah bilangan oksidasi O = -2 Maka ⇒ F + 1 × O = 0 ⇒ F + 1 × -2 = 0 ⇒ F + -2 = 0 ⇒ F = 0 + 2 ⇒ F = 2 Jadi, bilangan oksidasi F adalam FeO adalah 2. 4. Tentukan bilangan oksidasi Fe dalam Fe2O3! Jawab Jumlah bilangan oksidasi Fe2O3 = 0 Jumlah bilangan oksidasi O = -2 Maka ⇒ 2 × F + 3 × O = 0 ⇒ 2 × F + 3 × -2 = 0 ⇒ 2 × F + -6 = 0 ⇒ 2 × F = 0 + 6 ⇒ 2 × F = 6 ⇒ F = 6/2 ⇒ F = 3 Jadi, bilangan oksidasi F adalam Fe2O3 adalah 3. 5. Tentukan biloks N dalam NO2! Jawab Jumlah bilangan oksidasi NO2 = 0 Jumlah bilangan oksidasi O = -2 Maka ⇒ N + 2 × O = 0 ⇒ N + 2 × -2 = 0 ⇒ N + -4 = 0 ⇒ N = +4 Jadi, biloks N dalam NO2 = +4. 6. Tentukan bilangan oksidasi Cl adalam ion ClO3−! Jawab Jumlah bilangan oksidasi ClO3− = −1 Bilangan oksidasi O = -2 Maka ⇒ Cl + 3 × O = −1 ⇒ Cl + 3 × -2 = −1 ⇒ Cl + -6 = −1 ⇒ Cl = −1 + 6 ⇒ Cl = 5 Jadi, biloks Cl dalam ClO3– = +5. 7. Tentukan bilangan oksidasi N dalam ion NH4+! Jawab Jumlah bilangan oksidasi NH4+ = +1 Jumlah bilangan oksidasi H = +1 Maka ⇒ N + 4 × H = 1 ⇒ N + 4 × 1 = 1 ⇒ N + 4 = 1 ⇒ N = 1 – 4 ⇒ N = −3 Jadi, biloks N dalam NH4+ = –3. 8. Tentukan biloks S dalam ion SO42–! Jawab Jumlah bilangan oksidasi SO42– = −2 Bilangan oksidasi O = −2 Maka ⇒ S + 4 × O = −2 ⇒ S + 4 × −2 = −2 ⇒ S + −8 = −2 ⇒ S = −2 + 8 ⇒ S = 6 Jadi, biloks S dalam SO42– = +6. 9. Tentukan bilangan oksidasi O dalam H2O2! Jawab Jumlah bilangan oksidasi H2O2 = 0 Bilangan oksidasi H = +1 Maka ⇒ 2 × H + 2 × O = 0 ⇒ 2 × 1 + 2 × O = 0 ⇒ 2 + 2 × O = 0 ⇒ 2 × O = −2 ⇒ O = −2/2 ⇒ O = −1 Jadi, bilangan oksidasi O dalam H2O2 adalah -1. 10. Tentukan biloks Mn adalam MnO4−! Jawab Jumlah bilangan oksidasi MnO4− = −1 Bilangan oksidasi O = −2 Maka ⇒ Mn + 4 × O = −1 ⇒ Mn + 4 × −2 = −1 ⇒ Mn + −8 = −1 ⇒ Mn = −1 + 8 ⇒ Mn = 7 Jadi, biloks Mn dalam ion MnO4− adalah + 7. 11. Tentukan bilangan oksidasi P dalam H3PO4! Jawab Jumlah bilangan oksidasi H3PO4 = 0 Bilangan oksidasi H = +1 Bilangan oksidasi O = -2 Maka ⇒ 3 × H + P + 4 × O = 0 ⇒ 3 × 1 + P + 4 × -2 = 0 ⇒ 3 + P + -8 = 0 ⇒ P + -5 = 0 ⇒ P = 5 Jadi, bilangan oksidasi P dalam H3PO4 adalah +5. 12. Tentukan bilangan oksidasi N dalam HNO3! Jawab Jumlah bilangan oksidasi HNO3 = 0 Bilangan oksidasi H = +1 Bilangan oksidasi O = -2 Maka ⇒ H + N + 3 × O = 0 ⇒ 1 + N + 3 × -2 = 0 ⇒ 1 + N + -6 = 0 ⇒ N + -5 = 0 ⇒ N = 5 Jadi, biloks N dalam HNO3 adalah +5. 13. Tentukan bilangan oksidasi atom-atom dalam CaCl2! Jawab Agar lebih mudah, perhatikan reaksi penguraian CaCl2 berikut ini. CaCl2 → Ca2+ + 2Cl- Jadi, muatan ion dalam CaCl2 adalah Ca2+ = 2+ dan Cl− = −1 Karena bilangan oksidasi ion sama dengan jumlah muatannya, maka biloks Ca = +2 dan biloks Cl = −1. 14. Tentukan bilangan oksidasi atom-atom dalam CaCO3! Jawab Agar lebih mudah, perhatikan reaksi penguraian CaCO3 berikut ini. CaCO3 → Ca2+ + CO32− Jadi, muatan ion-ion dalam CaCO3 adalah Ca2+ = 2+ dan CO32− = 2− Biloks Ca = +2 Biloks total ion CO32− = −2 Biloks O dalam CO32− = −2 Biloks C dalam CO32− adalah sebagai berikut. ⇒ C + 3 × O = –2 ⇒ C + 3 × -2 = –2 ⇒ C + -6 = –2 ⇒ C = –2 + 6 ⇒ C = 4 Dengan demikian, bilangan oksidasi atom-atom dalam CaCO3 yaitu biloks Ca = +2, biloks C = +4, dan biloks O = -2. 15. Tentukan biloks S dalam Fe2SO33. Jawab Agar lebih mudah, perhatikan reaksi penguraian Fe2SO33 berikut. Fe2SO33s → 2Fe3+aq + 3SO32–aq Jadi, muatan ion dalam Fe2SO33 adalah Fe3+ = 3+ dan SO32– = 2– Biloks Fe = +3 Biloks total ion SO32– = –2 Biloks O dalam SO32– = –2 Biloks S dalam SO32– adalah sebagai berikut. ⇒ S + 3 × O = –2 ⇒ S + 3 × -2 = –2 ⇒ S + -6 = –2 ⇒ S = –2 + 6 ⇒ S = 4 Jadi, biloks S dalam SO32– = +4. 16. Tentukan bilangan oksidasi Cl dalam CaClO32! Jawab Kita uraikan dahulu senyawa CaClO32 yaitu sebagai berikut. CaClO32 → Ca2+ + ClO3− Dari anion ClO3− diperoleh ● Jumlah biloks total ClO3− = -1 ● Biloks O = -2 Maka ⇒ Cl + 3 × O = –1 ⇒ Cl + 3 × -2 = –1 ⇒ Cl + -6 = –1 ⇒ Cl = –1 + 6 ⇒ Cl = 5 Jadi, biloks Cl dalam CaClO32 adalah +5. 17. Tentukan bilangan oksidasi C dalam H2C2O2! Jawab Jumlah bilangan oksidasi H2C2O2 = 0 Bilangan oksidasi H = +1 Bilangan oksidasi O = -2 Maka ⇒ 2 × H + 2 × C + 2 × O = 0 ⇒ 2 × 1 + 2 × C + 2 × -2 = 0 ⇒ 2 + 2 × C + -4 = 0 ⇒ 2 × C + -2 = 0 ⇒ 2 × C = 2 ⇒ C = 2/2 ⇒ C = 1 Jadi, bilangan oksidasi C dalam H2C2O2 adalah +1. 18. Tentukan bilangan oksidasi Cu dan N dalam CuNO22! Jawab Reaksi penguraian CuNO22 adalah sebagai berikut. CuNO22 → Cu2+ + 2NO2− Dari kation Cu2+ maka biloks Cu adalah +2. Dari anion NO2− diperoleh ● Jumlah biloks total NO2− = -1 ● Biloks O = -2 Maka ⇒ N + 2 × O = –1 ⇒ N + 2 × -2 = –1 ⇒ N + -4 = –1 ⇒ N = –1 + 4 ⇒ Cl = 3 Jadi, dalam senyawa CuNO22, biloks Cu = +2 dan biloks N = +3. 19. Tentukan bilangan oksidasi S dalam S2O7! Jawab Jumlah bilangan oksidasi S2O7 = 0 Bilangan oksidasi O = -2 Maka ⇒ 2 × S + 7 × O = 0 ⇒ 2 × S + 7 × -2 = 0 ⇒ 2 × S + -14 = 0 ⇒ 2 × S = 14 ⇒ S = 14/2 ⇒ S = 7 Jadi, bilangan oksidasi S dalam S2O7 adalah +7. 20. Tentukan bilangan oksidasi N dalam NH4NO2! Jawab Reaksi penguraian senyawa NH4NO2 adalah sebagai berikut. NH4NO2 → NH4+ + NO2− Dari kation NH4+ kita peroleh bilangan oksidasi N sebagai berikut. ⇒ N + 4 × H = 1 ⇒ N + 4 × 1 = 1 ⇒ N + 4 = 1 ⇒ N = 1 – 4 ⇒ N = −3 Dari anion NO2− kita peroleh bilangan oksidasi N sebagai berikut. ⇒ N + 2 × O = −1 ⇒ N + 2 × -2 = −1 ⇒ N + -4 = −1 ⇒ N = −1 + 4 ⇒ N = 3 Jadi, bilangan oksidasi N dalam NH4NO2 adalah +3 dan -3.